Tiga container crane (CC) yang tiba di pelabuhan Kuala Tanjung pada Minggu (9/12) lalu sudah diturunkan dari kapal dan ditempatkan di dermaga multipurpose Pelabuhan Kuala Tanjung.
CC berkapasitas 45 ton buatan Finlandia tersebut adalah untuk mendukung kegiatan bongkar muat di terminal ini. “Saat ini posisi ketiga CC itu sudah turun. Dan ditempatkan di dermaga multipurpose Kuala Tanjung,” kata Eriansyah, Corporate Secretary PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) saat dihubungi Ocean Week Senin (17/12) melalui telponnya.
Sewaktu ocean week melihat ke Kuala Tanjung pada Selasa (11/12) lalu, ketiga CC itu dalam proses diturunkan dari kapal.
Sebelumnya Direktur Keuangan PT Prima Multi Terminal, Moedi Utomo berharap Kuala Tanjung menjadi pelabuhan terbesar di wilayah Barat Indonesia. “Karena persaingan cukup ketat, maka untuk bisa bersaing di jasa pelayanan, harus punya alat-alat canggih seperti itu,” kata Moedi dalam rilisnya, Kamis (13/12) lalu.
Menurut dia, CC seharga Rp150 miliar per unit tersebut menggunakan tenaga listrik sebagai energinya, dan mampu mengendalikan container dengan kapasitas 20 feet, 40 feet sampai 45 feet. Seluruhan container crane akan beroperasi penuh pada awal 2019 mendatang.
Moedi menambahkan, di Indonesia yang menggunakan CC dengan tenaga listrik hanya pelabuhan di Surabaya dan Belawan-Medan. “Kapasitas kita lima crane yaitu 1juta TEUs, jadi akan ada penambahan crane di lima tahun nanti. Tapi kita lihat perkembangannya, kalau pasarnya lebih cepat kemungkinan penambahannya akan lebih cepat,” ujarnya.
Seperti diketahui, bulan November 2018 lalu, Pelindo 1 sudah melakukan ujicoba pengoperasian dermaga multipurpose ini. Pada tahap awal, diharapkan bisa melayani ekspor hingga 600 kontainer per minggunya.
Moedi mengungkapkan, beberapa perusahaan seperti Unilever, Wilmar, dan P&G sudah berkomitmen untuk melakukan ekspor dengan tujuan ke China, India, dan negara-negara di Asia melalui Pelabuhan Kualatanjung.
Saat ini, pengembangan tahap I Pelabuhan Kualatanjung berupa pembangunan terminal multipurpose berkapasitas 600.000 TEUs masuk persiapan akhir dan siap beroperasi melayani arus keluar masuk barang ke seluruh Indonesia dan luar negeri. Pengelolanya adalah PT Prima Multi Terminal, perusahaan patungan antara Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Eriansyah mengatakan bahwa PT Pelindo 1 telah mendapat izin pengoperasian dermaga multipurpose Pelabuhan Kualatanjung dari dirjen perhubungan laut dan kepala KSOP pelabuhan Kualatanjung.
Eriansyah juga menambahkan, untuk mendukung kelancaran dan kecepatan kegiatan bongkar muat KTMT, Pelabuhan Kualatanjung dilengkapi dermaga 500×60 meter, trestle sepanjang 2,8 kilometer untuk empat jalur truk selebar 18,5 meter, dan rak pipa 4 line x 8 inch. Selain itu, KTMT juga dilengkapi berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain tiga unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, 2 unit MHC, dan Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.
Kata Eriansyah Kuala Tanjung diharapkan bisa beroperasi penuh Februari 2019. “Kita udah ujicoba, pertama di November. Kalau ada kesempatan kita akan ujicoba kedua, sampai semua fasilitas siap untuk mensupport kegiatan bongkar muat di Kualatanjung,” ungkapnya. (ow/***)