Terminal Booking System (TBS) mulai diberlakukan di beberapa terminal di Indonesia. Sebut saja, di Tanjung Emas Semarang, di Surabaya (Terminal Teluk Lamong), di TPS Surabaya, di terminal Berlian, serta di Tanjung Priok (JICT, TPK Koja, NPCT1, dan IPC TPK, MAL).
Di Tanjung Emas Semarang misalnya, sudah dari Juli 2022 TBS diterapkan, di Surabaya dari tahun 2025 lalu, kemudian di Tanjung Priok ujicoba dimulai Agustus 2025 lalu.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jakarta Adil Karim dan Ketua ALFI Jawa Tengah (Jateng) Teguh Arif Handoko, mengapresiasi positif pelaksanaan TBS di sejumlah terminal kontainer di berbagai daerah itu.

“Memang sejak ujicoba sebulan lalu sampai sekarang, belum ada keluhan dari kalangan industri. Yah,,itu kan sekedar pendataan saja, mestinya setiap terminal buat system sendiri untuk TBS itu,” ujar Adil Karim.
Adil membenarkan jika sampai sekarang masih belum ada yang complain, karena belum adanya penerapan sanksi terhadap trucking atau siapapun yang melanggar.
Hal serupa juga disampaikan Teguh Arif Handoko. “Disini (Tanjung Emas) nggak ada masalah, baik-baik saja,” katanya di kantornya, Jumat.

Teguh yakin dengan TBS akan mampu menghadirkan transparansi dan persaingan usaha di sektor logistik yang lebih sehat. Sehingga, kinerja usaha logistik nasional akan menjadi lebih cepat dan efisien.
“Di Tanjung Emas tak ada antrean truck sekarang, apalagi back up area untuk truck kontainer cukup luas, sehingga truck yang sudah booking tetapi belum memperoleh layanan bisa menunggu giliran di area yang sudah ditentukan,” ungkapnya.
Seperti diketahui bahwa pelabuhan Tanjung Emas Semarang telah meluncurkan Terminal Booking System (TBS), pada Rabu 13 Juli 2022 lalu.
Dengan TBS, Teguh mengatakan bahwa layanan di terminal petikemas Semarang menjadi lebih efektif, dan cepat.
“Implementasi Terminal Booking System (TBS) di pelabuhan Tanjung Emas diharapkan semakin menambah efektif dan efisiennya layanan logistik dari dan ke pelabuhan Tanjung Emas,” katanya.
Selain itu, ungkapnya, truk-truk pengangkut barang yang keluar masuk pelabuhan Tanjung Emas jadwalnya menjadi lebih terprogram dan arus logistik semakin lancar.
Hal ini dikarenakan adanya penerapan pembagian waktu masuk ke dalam Terminal.
Teguh berharap dengan TBS, kemacetan pada jam-jam tertentu, terutama di sore hari tak terjadi lagi.
Menurut Teguh, TBS di Tanjung Emas terbagi menjadi 8 slot dalam 24 jam. Jadi, pemilik barang, trucking bisa mengatur waktunya untuk mengirim barang.
Dalam 1 Slot untuk 3 jam dan dapat menerima proses masuk 450 unit truk peti kemas Internasional, dan 150 unit truk untuk peti kemas domestik.





























