Pelabuhan Batuampar belum khusus digunakan sebagai kegiatan bongkar muat kontainer, namun masih merupakan pelabuhan umum yang menangani aktivitas general kargo maupun kontainer.
“Batu Ampar belum ada kontainer terminal, sifatnya masih pelabuhan umum, general kargo dan kontainer dibongkar di dermaga yang sama,” kata Theo Rinastowo, Direktur Pelayaran IFL, kepada Ocean Week, Senin pagi (17/6) per telpon.
Pelayaran IFL sendiri, kapalnya sudah dua tahun ini tidak masuk lagi ke Batu Ampar, Batam. “Bongkar muat kontainer disini mempergunakan mobile crane, namun kegiatan bongkar muat kontainer selama ini lancar-lancar saja,” ujarnya.
Meski begitu, Theo menyarankan supaya pengelola pelabuhan Batu Ampar melakukan investasi peralatan agar kegiatan bongkar muat bisa lebih baik lagi.
Untuk diketahui, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, Fadjar Madjardi mendesak agar pelabuhan Batuampar dipeluas dan dibenahi fasilitasnya. “Namun hingga saat ini upaya itu belum terlihat. Bahkan beberapa hari lalu, area bongkar muat pelabuhan ini ambles, sehingga ruang bongkar muat menjadi berkurang, meski tak menggangu total aktivitas di sana,” katanya kepada pers.
Menurut Fadjar revitalisasi merupakan poin penting dalam pembenahan pelabuhan. Pokok utamanya adalah bagaimana menambah kapasitas pelabuhan.
“Selain itu harus dipikirkan bagaimana memperbesar produksi ekspor. Karena nanti kalau pelabuhan bisa dirapati kapal besar, tapi tidak ada muatan, kapal besar tidak akan mau singgah,” katanya.
Fadjar menyatakan, barang-barang ekspor menyumbang 94,57 persen dari produk domestik regional bruto (PDRB) Kepri. Dan saat ini ekspor Kepri tengah melambat karena imbas dari perang dagang Amerika dan Tiongkok.
“Proyeksi perlambatan volume perdagangan dunia serta perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia berdampak pada penurunan permintaan akan produk ekspor Kepri,” ungkapnya.
Fadjar menegaskan, mau tidak mau, pelebaran pelabuhan dan peningkatan ekspor harus dilakukan secara paralel, karena keduanya saling melengkapi. Juga harus ada upaya tarif logistik yang mahal agar kapasitas ekspor melalui pelabuhan ini semakin meningkat.
Menanggapi desakan itu, kepala BP Batam, Edi Putra Irawadi mengatakan revitalisasi pelabuhan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Bagian yang ambles akan segera diperbaiki, apalagi menjadi bagian dari rencana revitaslisasi.
“Pelabuhan dan infrastruktur lain termasuk jalan, jembatan, listrik, air, telekomunikasi merupakan ekosistem investasi,” jelasnya.
Batam akan menjadi simpul logistik atau hub logistik di kawasan Asia Tenggara dengan mengintegrasikan perdagangan nasional yang terkoneksi dengan pasar internasional.
“Sehingga pelabuhan Batuampar, Kabil, Sekupang, dan Bandara Hang Nadim menjadi prioritas aksi pembangunan Batam,” katanya. (btp/ow/***)