IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) memfasilitasi rangkaian pengiriman bantuan bencana melalui Terminal 3 (TER3) Pelabuhan Tanjung Priok ke wilayah Sumatera, khususnya Provinsi Aceh.
Aksi ini merupakan bagian dari upaya percepatan distribusi logistik untuk mendukung penanganan dampak bencana yang memengaruhi infrastruktur dan akses penghubung antar wilayah di Aceh, di mana peran pelabuhan menjadi simpul utama dalam menjaga kelancaran arus bantuan kemanusiaan.
Pengiriman bantuan ini merupakan wujud kolaborasi dan sinergi antara shipping line PT Temas Tbk, Pemerintah melalui Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, KSOP Utama Tanjung Priok, asosiasi INSA serta PT Pertamina (Persero) dengan dukungan operasional dari IPC TPK.
IPC TPK sebagai bagian dari Pelindo menegaskan kesiapannya untuk terus berkolaborasi mendukung pemerintah dalam berbagai program strategis, khususnya dalam memastikan kecepatan, keandalan, dan kesinambungan distribusi logistik nasional, termasuk dalam penanganan bencana alam.
Rangkaian distribusi bantuan ini dikirim menggunakan dua kapal, yakni MV Belik Mas V 8325 dengan rute Balikpapan–Jakarta dan KM Barito Mas V 96 dengan rute Jakarta–Lhokseumawe.
MV Belik Mas V 8325 sandar di Terminal Operasi 3 (TER3) Pelabuhan Tanjung Priok pada Jumat, 19 Desember 2025, lalu melakukan discharge muatan petikemas.
Selanjutnya pada Sabtu, 20 Desember 2025 dilakukan transhipment muatan ke KM Barito Mas V 96 sebelum bertolak menuju Pelabuhan Lhokseumawe.
Pelepasan keberangkatan KM Barito Mas V 96 secara langsung dilakukan oleh Menteri Perhubungan serta stakeholder terkait sebagai bentuk sinergi lintas sektor dalam memastikan kelancaran distribusi bantuan kemanusiaan ke Aceh.
Pengelolaan operasi yang terkoordinasi dan tepat waktu di pelabuhan menjadi kunci dalam memastikan kecepatan pengiriman bantuan ke wilayah terdampak.
Bantuan yang dikirimkan mencakup 12 petikemas ukuran 20 feet berisi bantuan dari Kementerian PUPR, PT Temas Tbk, DPP INSA, Masyarakat Lhokseumawe di Jakarta dan bantuan dari Komunitas Petualang Nusantara.
Selain muatan petikemas, bantuan juga meliputi kendaraan dan muatan lepas, antara lain 2 unit truk tangki, 3 unit mobil box instalasi pengolahan air serta 4 unit instalasi pengolahan air sebagai bagian dari dukungan logistik bagi wilayah terdampak bencana.
Dukungan logistik tambahan turut disalurkan oleh PT Pertamina (Persero) berupa drum BBM dan LPG guna mendukung kebutuhan energi dan operasional di wilayah terdampak.
Pengiriman bantuan ini dilakukan sebagai respons atas kondisi bencana yang berdampak pada terganggunya akses air bersih di sejumlah wilayah Provinsi Aceh.
Terbatasnya ketersediaan air bersih menyulitkan aktivitas sehari-hari masyarakat serta meningkatkan risiko kesehatan, sehingga diperlukan dukungan cepat berupa mobil tangki air dan instalasi pengolahan air untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak.
Selain itu, bantuan juga mencakup drum BBM dan tabung LPG guna memastikan ketersediaan energi bagi operasional penanganan darurat dan aktivitas masyarakat.
Dalam konteks ini, pelabuhan berperan strategis sebagai gerbang logistik nasional yang memastikan bantuan dapat bergerak cepat, aman, dan terkoordinasi guna mendukung penanganan darurat dan proses pemulihan yang berkelanjutan.
“Kelancaran proses bongkar dan muat menjadi faktor penting dalam memastikan bantuan dapat segera diteruskan ke wilayah terdampak. Sebagai bentuk dukungan terhadap percepatan distribusi bantuan kemanusiaan, IPC TPK memberikan pembebasan biaya handling atas proses bongkar dan muat bantuan dengan estimasi nilai mencapai Rp 24 juta,” ujar Pramestie Wulandary, Corporate Secretary dan Hubungan Eksternal PT IPC Terminal Petikemas. (***)





























