Indonesia National Shipowners Association (INSA) Bengkulu mengapresiasi positif kinerja KSOP dan Pelindo Regional 2 Cabang Bengkulu yang telah berusaha maksimal untuk menormalisasi alur pelayaran pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, sehingga saat ini kapal-kapal sudah dapat keluar masuk pelabuhan Pulau Baai dengan aman.
“Saat ini kegiatan di pelabuhan Baai sudah menuju normal. Kedalaman alur sebagian sudah mencapai -6,5 meter, dan intensitas kapal keluar masuk pelabuhan Pulau Baai semakin meningkat,” ujar Rela Sumadiyana, Ketua DPC INSA Bengkulu kepada Ocean Week, di Kantornya, Rabu malam (12/11/2025)
Dia juga menyampaikan ada beberapa kapal dan tongkang yang diageninya secara bertahap load factor nya semakin meningkat. “Sekarang muatan sudah bisa bertambah karena progres pengerukan terus berjalan dan sebagaimana target Pelindo, pada akhir bulan November draft sudah bisa mencapai -6,5 mLWS,” ungkapnya.
Rela menambahkan bahwa saat ini keluar masuk kapal-kapal sudah menggunakan alur utama. Sementara ini load factor sedang menuju 70 dan akan akan meningkat secara bertahap. “Semoga faktor alam dan semua instrumen teknis lainnya mendukung sehingga progres pengerukan dapat berjalan dengan optimal dan dapat selesai sesuai dengan jadwal, serta sesuai harapan semua pihak,” ujarnya.

Apresiasi positif juga disampaikan owner Pelayaran Gurita Lintas Samudera H. Sunarto. “Sekarang sudah bagus, kapal-kapal Gurita (Gurita Lintas Samudera-red) muatannya, terutama CPO sudah bisa tambah, dan sudah lancar berkegiatan di pelabuhan Baai. Semoga pengerukan terus dilakukan sampai mencapai target -12 mLWS,” ujar Sunarto.
Sementara itu, General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu, Dimas Rizky Kusmayadi mengatakan bahwa pengerukan alur pelabuhan Baai mengalami perkembangan yang signifikan.

Menurut Dimas, pengerukan alur sekarang tinggal di area Gosong sekitar 100 meter. “Alhamdulillah, sampai saat ini jumlah gerakan sampai dengan 5 November 2025 mencapai 784 gerakan,” jelasnya. “Alhamdulillah sampai saat ini jumlah gerakan sampai dengan 5 November 2025 mencapai 784 gerakan,” jelasnya.
Dimas juga mengatakan jika Pelindo Bengkulu terus berupaya untuk bisa menormalisasi alur pelayaran kedepan bisa mencapai -12 mLWS. “Kami berharap pengerukan alur pelayaran pulau Baai bisa kami lakukan dengan baik sesuai yang ditargetkan,” katanya.
Ocean Week yang kembali berkesempatan meninjau pelabuhan Baai Bengkulu melihat bahwa kegiatan keluar masuk kapal sudah normal, tak ada masalah karena alur sudah mencapai -6,5 mLWS.
Terlihat satu kapal Ro-Ro rute Pulau Enggano-Pulau Baai, sedang bersandar di salah satu dermaga pelabuhan Bengkulu. Selain itu tampak beberapa kapal berlabuh di dalam kolam pelabuhan menunggu bongkar muat.
Sebelumnya Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub M. Masyhud kepada Ocean Week menyampaikan bahwa pengerukan alur pelayaran pelabuhan Baai Bengkulu terus dilanjutkan sebagai tahap kedua. “Pengerukan terus dilaksanakan, dan ini untuk tahap 2, tahap 1 sudah mencapai -5 meter,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Kata Dirjen Masyhud, pekerjaan pengerukan tersebut diawasi oleh pihak Kementerian Perhubungan, Pemerintah Daerah, Pelindo, dan pihak-pihak terkait lainnya. Dirjen Hubla yakin pengerukan tersebut sesuai jadwal yang ditentukan.
Seperti diketahui bahwa pengerukan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu telah dimulai pada pertengahan tahun 2025, tepatnya 7 Juni, sebagai upaya untuk mengatasi pendangkalan yang menganggu aktifitas pelabuhan Bengkulu.
Proyek ini, juga diawasi langsung oleh Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi, bertujuan agar kapal besar dapat beroperasi langsung tanpa transhipment.
Pengerukan menggunakan dua kapal besar, yaitu CSD Costa Fortuna 3 dan AHT Costa Fortuna 5.
Diharapkan pengerukan selesai sesuai dengan yang dijadwalkan untuk mencapai kedalaman alur mencapai -12 mLWS.
Pada bulan September lalu, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meninjau pelabuhan Baai untuk memastikan pekerjaan pengerukan tersebut.
Usai meninjau alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), memimpin Rapat Evaluasi Pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang Penanganan Pulau Enggano dan Normalisasi Alur Pulau Baai.
AHY menyampaikan bahwa penanganan pengerukan dilakukan melalui dua pendekatan, yakni aspek preventif dan aspek preservasi.
Untuk aspek preventif, diperlukan monitoring dan evaluasi pasca pengerukan setiap semester agar kedalaman alur tetap terjaga. Sementara untuk aspek preservasi, operator pelabuhan wajib memastikan kontrak kerja dengan perusahaan pengerukan (dredging companies).
“Pelindo harus memastikan pengerukan tahap II yang ditargetkan dapat selesai pada minggu keempat November 2025,” ungkap AHY. (***)





























