Kemacetan yang terjadi di Tanjung Priok beberapa hari lalu membuat banyak kalangan usaha trauma. Bahkan kejadian itu masih menjadi perbincangan banyak pihak yang berkegiatan di pelabuhan tersibuk di Indonesia ini.
Apalagi sekarang, dan informasi yang Ocean Week peroleh muncul kebijakan bahwa kapal petikemas tak boleh disandarkan kalau Yard Occupancy Ratio (YOR) di terminal masih diatas 65%.
Kebijakan tersebut menjadikan pelayaran khawatir bakal memicu kemacetan kembali terjadi di Tanjung Priok. “Bagaimana jika ada kapal-kapal Ocean Going yang sudah memiliki jadwal tetap, tak bisa sandar bongkar muat petikemas hanya karena kebijakan tersebut, akan terjadi antrean sehingga bisa merusak jadwal kapal itu di pelabuhan lain. Dan ini bisa membuat kepercayaan asing menjadi hilang,” ungkap sumber di salah satu pelayaran yang keberatan disebut namanya kepada Ocean Week, Selasa, di Kantornya di Jakarta Utara.
Dia berharap supaya pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut agar tak terjadi antrean kapal di pelabuhan Tanjung Priok.
Hari Rabu ini (23/4), informasi nya juga ada Rapat Koordinasi dalam rangka membahas kemacetan parah pada hari Kamis tanggal 17 April 2025 di Tanjung Priok Jakarta Utara, bertempat di aula kantor polres Tanjung Priok.
Menanggapi masalah tersebut, Irjen Polisi Hermanta (Plh KSOP Utama Tanjung Priok) menyatakan akan mencoba menyelesaikannya secara bertahap dan pasti. “Pokoknya pelabuhan harus sesuai daya tampung nya,” ujarnya kepada Ocean Week melalui WhatsApp nya.
Hermanta yang pernah menjabat sebagai Kepala Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok juga mengatakan akan selalu bersama pihak Pelindo dan operator terminal di pelabuhan Priok bersinergi untuk menata kelolaan pelabuhan secara dinamis.
Menanggapi mengenai adanya kebijakan YOR 65% tersebut, Hermanta menyatakan supaya barang (petikemas) segera dikeluarkan dari dermaga dan empty dikeluarkan dari pelabuhan sehingga ada ruang muat untuk container baru. “Buat apa long stay di pelabuhan dan empty container di dermaga,” ungkapnya.
Untuk diketahui bahwa data yang Ocean Week peroleh bahwa pada Selasa (22/4) di sejumlah terminal di pelabuhan Tanjung Priok, beberapa kapal sedang sandar dan bongkar muat. Misalnya, di NPCT1 ada 3 kapak yaitu Everblink, Sinar Bangka, dan Olivia, di JICT ada kapal Aryonas, dan Efisiensi, di TPK Koja ada Cosco Haiva, dan WAN Hai 371, lalu di Terminal 3 ada MSC Tara 3, Meratus Kaimana, Photon, Nila Emas, Hilir Mas, Ivama Mas, Icon Ohosea, dan Meratus Malino.
Untuk diketahui bahwa Jenderal Polisi Hermanta diberikan amanah oleh Menhub sebagai Plh KSOP Utama Tanjung Priok menggantikan M. Takwin Masuku.
Kalangan usaha di pelabuhan Tanjung Priok berharap, Capt. Hermanta bisa menjadikan pelabuhan Tanjung Priok kondusif dan semakin membaik, karena pengalamannya yang pernah memimpin sebagai kepala Otoritas pelabuhan Priok maupun kepala Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok. (**)