Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengungkapkan bahwa biaya logistik di Indonesia masih tinggi. ALFI meminta kepada presiden dan wakil presiden (wapres) terpilih dari 2024 nanti bisa memangkas biaya logistik, sehingga cost logistik menjadi murah.
Hal itu diungkapkan ketua umum ALFI, Akbar Djohan dalam keterangan resminya yang diterima Ocean Week, Selasa sore.
“Kami dari ALFI berharap presiden dan wakil presiden terpilih nantinya untuk bisa membawa ekosistem logistik Indonesia yang lebih baik,” kata Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin Indonesia ini.
Akbar mengatakan, di era perdagangan modern, efisiensi logistik menjadi kunci utama ekonomi suatu negara.
“Kenapa biaya logistik nasional tinggi, salah satu penyebabnya karena belum terciptanya konektivitas antara pelabuhan yang memberikan kepastian layanan,” ujarnya.
Selain itu, perlu adanya standarisasi digitalisasi layanan pelabuhan-pelabuhan utama. Faktor terakhir yang menyebabkan biaya logistik mahal adalah belum terdistribusi nya industri-industri di wilayah Indonesia Timur.
Menurut Akbar, keseimbangan trafik kargo dari Indonesia barat ke timur atau sebaliknya bisa menurunkan biaya logistik. Hal itu akan jadi pekerjaan rumah (PR) untuk presiden dan wakil presiden (wapres) terpilih.
“Ini menjadi hal utama yang harus diperbaiki oleh presiden terpilih,” ungkapnya.
Akbar menyatakan bahwa pengusaha logistik menginginkan Pemilu 2024 bisa berakhir kondusif.
“Kami berupaya maksimal untuk mengimplementasikan visi besar logistik dan rantai pasok Indonesia tersebut. Dan kami siap berkolaborasi dengan kepemimpinan presiden dan wakil presiden terpilih nanti,” kata Akbar. (**)






























