Ketua umum Gapasdap, Khoiri Soetomo menyampaikan, dalam musibah yang menimpa KMP Royce 1 sebenarnya KNKT yang akan melakukan investigasi secara menyeluruh dan akan me-release hasil investigasi serta memberikan rekomendasi kepada pihak berwenang.
“Dari pengamatan sementara dan dari dokumentasi yang beredar di medsos, kejadian kemarin (Sabtu, 6/5) bukan kapal yang terbakar tetapi sebuah bus medium plat merah yang terbakar karena menurut kesaksian beberapa penumpang mesin masih menyala meskipun sudah ditegur agar dimatikan segera. Kebakaran bus tersebut tentu menyebabkan kepanikan semua penumpang. Alhamdulillah berkat kesigapan ABK dan bantuan dari semua unsur termasuk perahu nelayan, evakuasi penumpang berjalan dengan sukses tanpa ada korban jiwa,” ujar Khoiri kepada Ocean Week, Minggu malam.
Menurut Khoiri, hanya sedikit penumpang yang perlu pertolongan di rumah sakit. “Tentu kami sangat berharap semua pengemudi wajib mentaati aturan untuk mematikan mesin selama pelayaran,” ungkapnya lagi.
Berdasarkan keterangan yang Khoiri terima dari para pengurus DPC GAPASDAP di Merak, kejadian berawal pada hari Sabtu sekitar jam 15.05 LPS menerima laporan dari Nakhoda kapal dan segera LPS meneruskan kepada seluruh instansi terkait seperti Basarnas dan lainnya. Seketika itu juga, semua unsur melakukan pertolongan dan melakukan evakuasi penumpang mulai dari kapal kapal Penyeberangan seperti KMP Wira Kencana, KMP SMS Mulawarman, KMP Legundi, KMP Jagantara, KMP Dotrothy, dan beberapa perahu nelayan, 2 unit tugboat dan Kapal milik polair melakukan pengawalan.
“Seketika itu semua pihak melakukan koordinasi dan evakuasi mulai BPTD, TSDP, BKI, KSOP dan sebagainya. Jadi terlihat semua unsur terjun langsung,” jelas Khoiri.
Sebelumnya, kepada Ocean Week, Kalangan pengusaha kemaritiman mempertanyakan kenapa saat terjadi musibah pada kapal penyeberangan, Syahbandar darat tak kelihatan, dan justru pihak direktorat laut yang sibuk memberikan bantuan sana sini, termasuk menyelematkan para penumpang kapal.
“Seharusnya ini menjadi domain Hubdat, karena kapal penyeberangan dibawah Syahbandar perhubungan darat. Lucunya, saat terjadi musibah, kok orang-orang laut yang sibuk kasih bantuan, bagaimana ini,” ungkap Munif SH, koordinator Penjaspel (Pengguna Jasa Pelabuhan), mempertanyakan.
Sebagai salah satu pelayaran penyeberangan (PT Bukit Merapin), Munif juga mengaku bingung dengan kebijakan pihak Kemenhub tersebut.
Bahkan, Ketua Umum ABUPI, Aulia Febrial Fatwa pun masih mempertanyakan apa alasan pengalihan kebijakan dari direktorat perhubungan laut ke direktorat perhubungan darat itu.
“Saya yakin, bahwa orang-orang di Kemenhub bukanlah orang-orang yang mudah mengambil keputusan-keputisan yang strategic. Jadi apa kiranya alasan mendasarnya kenapa menjadi di bawah Hubdat, Ini masih misteri buat saya,” ujarnya.
Seperti diketahui bahwa kapal penyeberangan KMP. Royce 1 terbakar saat berlayar di perairan Merak, Banten, Sabtu ( 6/5).
Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengerahkan kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) KNP. 333 dan KNP. 530 milik Kantor KSOP Kelas I Banten untuk melakukan tindakan evakuasi penumpang dan penyelamatan atau SAR.
“Kita kerahkan Kapal Patroli KPLP KNP. 333 dan KN. 530 membantu proses evakuasi penumpang dan SAR yang ada di atas kapal dan yang sudah berada di dalam sekoci penyelamat,”ujar Direktur KPLP Rivolindo, Minggu (7/5).
Rivolindo juga mengatakan, sebelumnya Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha memerintahkan untuk segera mengerahkan Kapal Patroli KPLP Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok KNP. 206 ke lokasi terbakarnya kapal untuk mengamankan kapal tersebut.

“KNP. 206 saat ini masih berada di lokasi kapal terbakar, bersama kapal dari Basarnas sedang mengamankan kapal yang terbakar tersebut,” jelas Rivolindo.
“Sementara kru kapal patroli KPLP lainnya seperti KNP. 201, KNP. 204 dan KNP. 205 yang berada di Bojonegara Banten melaksanakan bantuan evakuasi di dermaga bersama tim terpadu lainnya seperti KSOP, TNI/Polri, Basarnas, Pelindo dan Kesehatan Pemda setempat,” kata Rivolindo.
Terakhir Rivolindo mengapresiasi informasi cepat dari Vessel Traffic Service (VTS) Merak dan juga para petugas KPLP yang melaporkan kejadian tersebut, bertindak cepat melakukan evakuasi dan melakukan pengamanan terhadap kapal yang terbakar dan juga koordinasi yang baik dengan stakeholder lain sehingga evakuasi dapat berjalan dengan lancar.
“Apresiasi saya sampaikan kepada petugas VTS dan KPLP yang bertugas yang telah bekerja dengan sigap dan baik dan juga berkat koordinasi yang baik dengan tim evakuasi lainnya sehingga proses evakuasi dapat berjalan baik,” tutup Rivolindo. (**)