Akses keluar masuk kapal angkutan penumpang melalui pelabuhan Pangkalbalam, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditutup mulai hari Minggu (29/3).
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pangkalbalam, Izuar mengatakan hal itu kepada wartawan di Bangka. “Pelabuhan Pangkalbalam sudah tidak melayani angkutan kapal penumpang lagi, baik keluar maupun masuk ke pelabuhan,” katanya.
Penutupan tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan dan memutus rantai penyebaran virus corona atau Covid 19.
Direktur Pelayaran PT Bukit Merapin, Aminudin membenarkan adanya hal itu. “Betul ada rencana dari Bapak Gubernur Babel (Erzaldi Rosman) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan penyebaran virus ini (Corona),” ujarnya saat dikonfirmasi Ocean Week, Senin (30/3), di Jakarta.
Menurut Sekjen Gapasdap ini, pihaknya sudah berdialog dengan Kepala dinas perhubungan propinsi Babel (Tajuddin) agar memberikan diskresi atau kebijakan kepada operasional kapal-kapal perusahaannya yang melayari rute Babel-Tanjung Priok.
“Kapal-kapal kita tidak mengangkut penumpang tetapi hanya kendaraan yang mengangkut sembako, sayur mayur, buah2an dan lebih memprioritaskan muatan alat-akat kesehatan,” ungkapnya.
Aminudin khawatir, kalau dilakukan larangan untuk beroperasi secara menyeluruh, maka dengan sendirinya kebutuhan sembako bagi masyarakat tidak terpenuhi, justru malah menimbulkan ekses kekacauan di masyarakat.
“Usulan dari kami sedang mereka proses,” kata Aminudin.

Izuar menyatakan, untuk kapal kargo atau kapal barang masih dipersilakan beroperasi di Pelabuhan Pangkalbalam.
“Kapal tidak bawa penumpang lagi baik dari jakarta ke Bangka, maupun sebaliknya, dan juga kapal menuju ke Belitung juga disetop sementara, ” katanya.
Kebijakan penutupan itu, ujar Izuar, mulai Minggu (29/3) hingga Senin (6/4) mendatang.
Penutupan juga dilakukan untuk pelabuhan Belinyu. “Kami mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, kita harus memutus mata rantai corona atau penyebarannya di Bangka Belitung,” ujarnya.
“Kalau untuk Exprees Bahari 3E ke Belitung mulai kemarin sudah tidak ada lagi penumpang. Rencana ini sampai tanggal 6 April 2020, dan masih melihat perkembangan, bila tidak memungkinkan akan kami tambah lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Yossy Marciano, GM Pelindo Tanjung Pandan mengungkapkan, jika pelayaran untuk tujuan Bangka-Belitung belum ditutup. “Hanya saja jumlah call yang berkurang dari 4 call per minggu menjadi 2 call per minggu dikarenakan jumlah penumpang yang menurun,” ujarnya menjawab Ocean Week, Senin pagi.
Yossy menyatakan kalau kegiatan di pelabuhan Tanjung Pandan masih normal.
Data mencatat untuk realisasi kapal pada Februari 2019 mencapai 34.531 GT, 73 unit, naik jadi 45.463 GT, 99 unit di 2020 periode sama.
Untuk petikemas, Januari dan Februari 2019 tercatat 1.413 box, naik menjadi 2.236 box di tahun 2020. Sedangkan non petikemas di dua bulan awal 2019 mencapai 69.225 ton, dan di 2020 periode sama ada 111.432 ton.
“Tahun 2020 Januari dan Februari masih sedikit lebih besar dari tahun 2019.
Di tempat terpisah, Kabag Humas Ditjen Hubla Wisnu Wardhana, saat dikonfirmasi adanya penutupan pelabuhan penumpang di Babel, menyatakan belum mengetahuinya. “Nanti saya cek dulu ya,” katanya singkat. (**)