Musyawarah Daerah (Musda) ke-6 BPD GINSI Jawa Tengah pada Selasa (17/12) di hotel Setia, kembali memilih Budiatmoko menjadi ketua organisasi tersebut periode 2019-2024.
Budiatmoko (akrab dipanggil Kokok) terpilih secara aklamasi, karena sebagai calon tunggal setelah calon lain yakni Tri Sulistyanta mengundurkan diri dari pencalonan.
Budiatmoko sebelumnya juga memimpin GINSI periode 2014-2019.
Kepada Ocean Week, Kokok menyatakan akan fokus menjadikan organisasi para importir ini kuat, solid dan dibutuhkan anggota serta institusi lainnya.
“Kita juga ingin menciptakan SDM unggul dibidang ini, sehingga kedepan, SDM GINSI Jateng berkualitas,” katanya usai terpilih menjadi ketua untuk kedua kalinya.
Musda VI GINSI Jateng dibuka oleh Wagub Jateng Taj Yasin Maemoen, hadir pada saat ini antara lain, ketua umum GINSI Capt. Subandi, ketua ALFI Jateng Ariwibowo, ketua APBMI Jateng Romulo Simangunsong, ketua Aptrindo Semarang Supriyono, dan banyak anggota GINSI maupun institusi di jawa tengah.
Ketika ditanya tentang cost logistik di pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Budiatmoko meminta supaya ada keseragaman tarif di pelabuhan.
“Kita minta ada standarisasi komponen biaya di pelabuhan (shipping/agen dan forwarder konsolidator), sehingga biaya pelabuhan ada standarnya, misalnya untuk impor 1 kontainer biayanya tau, jadi nggak ada yang main,” ungkapnya.
Budiatmoko juga menyatakan jika ALFI diminta segera membuat skema pentarifan yang diberlakukan oleh Pelindo, shipping Line dan anggota ALFI, serta menyampaikan tarif-tarif lainnya dari masing-masing perusahaan anggota ALFI yang berlaku berdasarkan kesepakatan. “Itu pesan pak Wahid (KSOP Tanjung Emas sebelum pindah dari Semarang) kepada para asosiasi,” ungkapnya. (**)