Pelabuhan Malundung Tarakan Kaltara terus dikembangkan agar kapal-kalal kontainer yang keluar masuk dapat dilayani dengan baik. Kegiatan bongkar muat petikemas juga bisa cepat dan efisien.
Ada sekitar 3 perusahaan pelayaran dengan 6 kapal yang rutin datang ke Tarakan. Dari enam kapal tersebut ada yang hanya membawa 100 kontainer per kapal. Namun untuk kapal Meratus, sekali bongkar bisa sampai 600 kontainer.
Manajer Operasional PT. Pelindo IV Cabang Tarakan, Sudir Simanjorang, mwnyataka kalau dari Jawa, misalnya, 100 box, balik ke Jawa tidak sampai 100 box.
“Baliknya nggak sampai 50 persen isinya,” katanya kepada wartawan, di Tarakan, Jumat siang.
Menurut Sudir, hal itu mengakibatkan kebutuhan bahan pokok di Tarakan lebih mahal dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Sebab, ongkos balik dari Tarakan tidak diimbangi dengan barang yang keluar.
“Tarakan tidak menyediakan komoditas lebih. Komoditas yang dijual keluar masih berasal dari sektor perikanan. Sedangkan komoditas lain belum menarik investor untuk diajak kerja sama,” ungkapnya.
Meski begitu, Sudir menyatakan masih lumayan di Kaltara ini masih ada kayu yang rutin dikirim keluar. “Kalau di tempat lain, tidak ada. Jadi, kalau agak mahal di sini, ya itu tadi,” jelasnya.
Biasanya, dia mencontohkan, kapal datang dari Surabaya membawa 100 kontainer berisi penuh dan ada pula yang 300 kontainer. “Tapi baliknya rata-rata kontainer kosong saat kembali ke Surabaya,” ujar Sudir.
Seperti diketaui, perluasan kawasan Pelabuhan Malundung telah dilakukan. Lapangan seluas 2 hektare sudah ditambahkan dan bisa menampung ribuan kontainer.
“Untuk bongkar muat, normalnya jika tak ada kendala cuaca bisa sampai 3 hari satu kapal. Dengan 15 box hingga 20 box per jam,” ucapnya.
Menurut Sudir, komoditas yang datang ke Tarakan, hanya mayorita sembako, bahan bangunan dan peralatan kendaraan bermotor. “Biasanya, untuk sekali bongkar muat bisa mencapai 100 kontainer,” katanya. (SB/**)