Sekjen Ginsi Erwin Taufan menegaskan kalau survey kondisi petikemas berbasis teknologi (IT) yang dilakukan oleh KSO antara GINSI dengan Asdeki dan Sucofindo dan Surveyor Indonesia di Semarang hingga saat ini masih berjalan, namun belum berjalan mulus, karena terkendala pada siapa yang bersedia membayar.
“Sudah jalan itu (survey kondisi petikemas), namun hanya terkendala pada siapa yang bayar masih belum ada titik temu, apakah pelayaran, atau siapa,” kata Taufan didampingi ketua Ginsi Jawa Tengah Budiatmoko, saat ditanyai mengenai hal itu, di Jakarta, Selasa siang.
Sementara sejumlah pengurus ALFI Jateng yang ditanyai soal itu, mengaku tidak tahu menahu. “Kita belum tahu soal itu,” katanya menjawab Ocean Week.
Namun Taufan tetap optimis bahwa masalah tersebut akan jalan. “Itu hanya soal waktu saja, karena kerjasama teknologi itu sudah dilakukan antar semua asosiasi (ALFI, INSA, Asdeki dan GINSI), misalnya di Semarang dan Sumatera Utara,” ungkapnya.
Ginsi hanya berharap supaya KSO yang sudah disepakati antara GINSI, Asdeki dan Sucofindo dan Surveyor Indonesia dapat dilaksanakan untuk mendapatkan fairnese dan transparansi.
Sebelumnya, Ratna Nilajuwita SE MM, tenaga ahli KSO yang didampingi Krisna dari Surveyor Indonesia, kepada Ocean Week menyatakan, bahwa pihaknya melakukan survey kondisi petikemas yakni atas permintaan importir (GINSI). “Ginsi ingin ada lembaga independen dalam hal ini, makanya mereka (Ginsi) minta kami untuk melakukan itu, sehingga ada KSO,” katanya.
Ratna juga mengungkapkan, bahwa dengan adanya pemeriksaan berbasis teknologi dari pihak independen, ada kejelasan terhadap kondisi kontainer,” ungkapnya.
Ratna juga menyayangkan, sudah sekitar 1,5 tahun pihaknya melaksanakan survey terhadap hal itu di Semarang, tapi tak ada kejelasan, padahal sudah ada kesepakatan,, sehinggaa berharap apa yang sudah disepakati dapat dijalankan.
Ditanyai mengenai DO Online di Tanjung Emas, Taufan maupun Budiatmoko menyatakan, bahwa DO Online di Tanjung Emas belum berjalan sempurna. “Kami masih harus datang ke pelayaran mengambil DO. Mestinya, namanya online, petugas kami tak perlu datang ke pelayaran untuk mengambil DO, dan pembayaran juga bisa secara online, tapi ini belum,” ungkapnya. (***)