Kementerian Perhubungan (Kemhub) meresmikan pelaksanaan angkutan penyeberangan jarak jauh khusus truk rute Jakarta (Priok) – Surabaya (Gresik) pulang pergi (PP) pada Minggu (10/12). Tarif yang dikenakan hanya sebesar Rp 3 juta per truk sekali jalan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menyatakan, pihaknya menyiapkan dua kapal untuk melayani trayek tersebut yakni KMP Ferrindo 5 yang dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan KM Roro Prayasti yang dimiliki PT Jagat Zamrud Khatulistiwa.
Menurut Budi, dua perusahaan dipercaya Kemenhub menjalankan tugas setelah lolos proses lelang. Dia menambahkan, proses lelang sempat gagal empat kali sehingga pengoperasian angkutan penyeberangan jarak jauh ini pun baru berjalan pada Desember 2017.
“Mendekati akhir tahun ini akhirnya kontrak. Kegiatan ini didukung subsidi dari pemerintah,” kata Budi saat peresmian angkutan penyeberangan Jakarta-Surabaya di Terminal Kendaraan Indonesia, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada Minggu (10/12).
Subsidi yang diberikan, ungkapnya, senilai total Rp 5 miliar, terbagi masing-masing Rp 2,5 miliar per kapal. Anggaran itu disiapkan hingga akhir tahun ini. “Kegiatan ini akan dilaksanakan sebanyak 14 trip untuk masing-masing kapal pada Desember 2017 dengan rincian seminggu sebanyak dua kali pelayaran dari Jakarta dan dua kali pelayaran dari Surabaya,” ucap Budi.
Dalam melakukan pelayanan angkutan penyeberangan, KMP Ferrindo 5 akan sandar di Dermaga 107-109 Pelabuhan Tanjung Priok dan Dermaga Zamrud di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Sedangkan, KM Roro Prayasti akan sandar di Dermaga Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Tanjung Priok dan Dermaga Maspion, Gresik.
Tahun depan, menurut Budi, Kemenhub mengalokasikan anggaran subsidi bagi angkutan feri jarak jauh ini sebesar Rp 30 miliar. Pihaknya ingin melihat perkembangan kinerja feri Jakarta-Surabaya sampai akhir tahun depan. Setelah itu baru akan diputuskan apakah program ini akan dilanjutkan lagi, baik dengan atau tanpa subsidi.
Budi menambahkan, program ini dikembangkan dalam upaya mengurangi tingkat kemacetan, penggunaan bahan bakar minyak (BBM), polusi udara, biaya pemeliharaan jalan akibat berat kendaraan di sepanjang jalan pantai utara Jawa.
“Pelayanan angkutan penyeberangan lintas Jakarta-Surabaya ini juga merupakan program pemerintah untuk mendukung tol laut sehingga dapat memicu tumbuhnya pelayanan angkutan penyeberangan jarak jauh di berbagai wilayah dan bersinergi dengan tol laut sehingga menimbulkan efisiensi pada sistem logistik Indonesia,” kata Budi. (BS/**)


























