Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI), melaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), pada Sabtu (31/10), bertempat di Hotel Wyndham Surabaya.
Rakernas dibuka resmi oleh Wakil Menteri Perhubungan, Suntana. Kegiatan dengan tema “Mewujudkan Keberlangsungan PBM Melalui Kemitraan Dengan Badah Usaha Pelabuhan”, dihadiri oleh Wamenhub Suntana, Dirjen Perhubungan Laut M. Masyhud, Direktur Lala Ditjen Hubla Budi Mantoro, Direktur KPLP Ginting, direktur operasi PT Pelindo Putut Srimuljanto, Ketua Umum APBMI Juswandi Kristanto dan jajaran pengurus, Ketua Umum Gapasdap Khoiri Soetomo, Kadishub Perhubungan Pemprov Jatim, jajaran manajemen Terminal Petikemas Indonesia, para ketua asosiasi, dan para pengurus APBMI dari berbagai daerah di Indonesia.
Ketua umum APBMI Juswandi Kristanto dalam kesempatan ini menyampaikan perjalanan bagaimana asosiasi ini berdiri hingga sampai saat ini sudah berusia 36 tahun.

Juswandi juga bercerita bagaimana PBM akhirnya diberi kesempatan oleh Pelindo sebagai ‘Petani’. “Maksudnya PBM sebagai penggarap sawah, dan Pelindo sebagai pemilik sawah, dengan kompensasi kontribusi 40% untuk Pelindo dan PBM 60%,” ujarnya.
Juswandi pun minta kepada Wamenhub dan dirjen Hubla agar dilakukan revisi terhadap masalah TKBM. Karena PBM banyak dirugikan. Misalnya kegiatan di Teluk Bayur, sekitar 70% dari total bongkar muat barang habis buat TKBM, 30% buat PBM. “Mohon hal-hal seperti ini supaya diperhatikan agar dibuatkan aturannya,” jelasnya.
PM 52 juga supaya untuk pekerjaan barang umum dikerjakan oleh PBM. “Pak dirjen Hubla juga agar bisa menegur para KSOP tidak mudah memberikan ijin pendirian PBM,” ungkapnya.


























