PT Pelindo II Cabang Tanjung Priok akan fokus menggarap CFS Center, Inggom, dan fasilitas gate keluar masuk di areal NPCT1, pad tahun 2018 mendatang.
Hal itu diungkapkan Hendro Haryono, GM Pelindo II Cabang Tanjung Priok kepada Ocean Week, di Yogjakarta, Selasa (5/12). “Kami akan fokus mengembangkan ketiga fasilitas tersebut,” ujarnya.
Menurut Hendro, sistem fasilitas gudang dan lapangan penumpukan CFS Center yang tadinya dioperasikan Agung Raya, MKT, dan PT MTI, sistemnya akan disatukan, sehingga pengguna jasa akan dimudahkan. “Jadi nantinya pengguna jasa, misalnya semua biaya, tarif di CFS Center bisa dilihat dalam satu informasi yang saat ini sedang kami siapkan,” ujar Hendro.
Untuk fasilitas Inggom, ucap mantan GM Pelindo II Pontianak itu, akan diperuntukkan kegiatan curah, general kargo. “Kemungkinan kami akan kerjasama dengan PT PTP untuk pengoperasiannya, sehingga jika ada swasta yang ingin masuk kesana, silakan dengan PTP,” tuturnya.
Sementara untuk fasilitas areal gate, termasuk gudang bahandle di NPCT1 yang selama ini dibawah IPC TPK, akan dikelola Cabang Tanjung Priok. “Dan perijinan TPS-nya akan kami urus, termasuk usulan APBMI untuk dermaga 102 juga akan kami pertimbangkan usulan untuk TPS-nya,” tegas Hendro.
Menyinggung mengenai permohonan keringanan sejumlah biaya kepelabuhanan yang diajukan PT Atosim Pelayaran Lampung (APL), Hendro menyatakan masih memikirkannya.
Seperti diketahui, bahwa APL sejak beroperasi melayari rute Lampung-Tanjung Priok mengunakan fasilitas dermaga ex Presiden (Priok) dan salah satu dermaga umum di pelabuhan Panjang.
Sumber Ocean Week di Kantor Pusat PT Pelindo II menyebutkan bahwa kemungkinan kedepan, kegiatan semua kapal Ro-Ro akan dipindahkan di dermaga domestik Indonesia Kendaraan Terminal (IKT). “Tapi itu juga masih terus dipelajari,” kata Sumber tadi.
Kata Sumber, pihaknya tidak mau gegabah mengambil keputusan, karena jangan sampai permintaan APL tersebut menimbulkan iri pelayaran lain di Priok yang juga main di sektor Ro-Ro. (***)