Para pengusaha kapal penyeberangan yang tergabung dalam Gapasdap sampai sekarang masih menunggu petunjuk dari pemerintah (perhubungan darat Kemenhub) terkait pengecualian (apa saja yang boleh diangkut).
Namun, kata Khoiri Soetomo, Ketua Umum Gapasdap, kapal-kapal penyeberangan pada tanggal 6-17 Mei tetap melayani seperti biasa, meskipun pemerintah telah melarang pada periode itu dilarang Mudik lebaran, dan angkutan laut (kapal) tak boleh membawa penumpang (orang).
“Akan ada pembatasan khusus penumpang dan kendaraan penumpang hanya boleh yang dikecualikan yang saat ini sedang diupayakan oleh berbagai pihak untuk mendapatkan tambahan pengecualian. Sampai sekarang kami masih menunggu petunjuk dari perhubungan darat terkait pengecualian tersebut,” kata Khoiri saat dihubungi Ocean Week, Minggu pagi.
Khoiri juga menyatakan bahwa mengenai tiket yang tak boleh dijual mulai tanggal 6-17 Mei 2021, pihaknya pun masih menunggu undangan rapat sosialisasi dan petunjuk pelaksanaan dari Direktorat Jendral perhubungan darat.
Ketua Umum Gapasdap ini juga mengeluhkan adanya kerugian yang bakal diderita para pengusaha penyebrangan di lintasan Merak Bakauheni selama dua Minggu musim Lebaran tentu sangat besar.
“Angka tepatnya baru bisa dihitung setelah aturan tersebut dijalankan, setidaknya di lintasan Merak Bakauheni saja akan kehilangan pendapatan sekitar Rp 128 Miliar selama 2 minggu musim mudik lebaran,” ujarnya mengeluh.
Seperti diketahui pada tanggal 6-17 Mei mendatang pelabuhan merak ditutup, terutama untuk penjualan tiket pada rentang waktu pelarangan mudik lebaran 2021oleh Pemerintah Pusat.
Masyarakat tidak akan bisa lagi membeli tiket di pelabuhan Merak untuk melakukan penyeberangan ke pelabuhan Bakauheni Lampung.
Pihak kepolisian meminta masyarakat supaya mengerti terhadap peraturan yang sudah diterapkan oleh pemerintah.
Kepala Korps Lalu Lintas atau Kakorlantas Polri Inspektur Jendral Polisi (Irjen Pol) Istiono mengatakan, saat ini pihaknya akan melakukan sosialisasi pelarangan mudik sedini mungkin kepada masyarakat. Agar masyarakat faham dan tidak menimbulkan masalah baru di wilayah jalur penyebrangan Sementara.
“Untuk penjualan tiket online pun tidak akan dijual pada saat pelarangan mudik berlaku di Pelabuhan Merak,” katanya.
Istiono menginginkan, tidak terjadi penumpukan para pemudik di pelabuhan Merak, lantaran kurangnya informasi kepada masyarakat bahwa pelabuhan Merak di tutup saat pelarangan mudik.
“Yang terpenting disini tidak terjadi penumpukan, oleh karena itu perlu sosialisasi dini, bila memang tiket untuk tanggal 6-17 tidak dijual. Masyarakat harus paham, supaya tidak menumpuk disini jadi masalah baru disini. Nah ini perlu sosialisasi secara dini dan pemahaman dini bagi pemudik,” terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Banten Tri Nurtopo mengatakan, pihaknya dalam akan membantu kepolisian untuk melakukan penghalauan kepada pemudik yang nekat melaksanakan mudik.
“Kita akan bantu polisi, kita akan siapkan personel di masing-masing pos sebanyak 4 orang untuk 3 shift, saya juga akan meminta bantuan kepada Diahub Kabupaten Kota,” ujarnya.
Saat ini, pihaknya tinggal menunggu intruksi dari pihak kepolisian, lantaran yang memiliki liding sektor kan pihak kepolisian.
“Tinggal kita tunggu intrukai dari polisi saja, kita sudah siapkan semuanya,” tukasnya.
Tri menambahkan, adanya jalur tikus sulit dijaga, khususnya kendaraan roda dua atau sepeda motor kemungkinan masih bisa lolos hingga pelabuhan Merak. Namun, di Pelabuhan Merak tetap tidak bisa menyeberang dan akan diputar balik.
“Kalau untuk sepeda motor ad apotensi lewat jalan tikus, karena petugas kita juga tidak mungkin mengawasi sampai gang sempit. Kalau roda empat dan angkutan umum lebih mudah kita menghalaunya,” katanya.
Di Tanjung Emas
Seluruh kapal penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dipastikan berhenti beroperasi saat momentum Lebaran 2021 menyusul adanya kebijakan larangan mudik yang diberlakukan oleh pemerintah pusat.
Pejabat Pelaksana Tugas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Semarang, Dian Lesmana menyatakan terdapat empat operator kapal yang telah sepakat menghentikan operasional kapalnya mulai mulai 6-17 Mei 2021 nanti.
“Kita ada empat operator kapal di wilayah Semarang. Kemungkinan semua operator tidak melakukan kegiatan saat arus mudik nanti. Semua kapal akan off mulai 6 Mei. Sebab kita gak mungkin melayani penumpang karena sesuai aturan dari pusat larangan mudik berlaku untuk semua moda transportasi darat, laut maupun udara,” ujar Dian, Jumat (23/4/2021).
Ada 4 operator yang stop operasional saat mudik lebaran. Keempat operator kapal tersebut yaitu PT Pelni, PT Atosim, PT Dharma Lautan Utama (DLU) serta satu operator di Kalibodri Kendal.
PT Pelni mengoperasikan dua kapal, PT DLU ada empat kapal, PT Atosim dan operator kapal di Kendal mengoperasikan satu kapal. (***)