Pipa jalur pengisian dari Tanki timbun ke kapal pecah pada Sabtu (15/4). Akibatnya sekitar dermaga 106 Ujung Baru perairan Pelabuhan Belawan tercemar crude palm oil (CPO) milik PT Pasific Palmindo Industri.
Dugaan sementara penyebabnya dari kondisi flexible host yang menghubungkan manifold darat ke manifold kapal pecah.
“Kalau pecah bisa jadi kondisi pipa seharusnya diganti secara maintenance yang harus dilakukan oleh operator terminal CPO Pelindo SPMT dan PT PPI,” kata Capt. Wisnu Handoko, Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Belawan, saat dikonfirmasi Ocean Week, Minggu pagi.
Menurut Wisnu, setelah kejadian pecah pipa, pihak syahbandar dan OP segera melakukan contingency respon. “Tumpahan CPO yang ke laut sudah bisa dikendalikan tidak meluas, karena sudah dipasang oil boom,” ujarnya.

Saat ini, ungkap mantan direktur Lala Hubla ini, masih dalam proses pembersihan dan pemuatan juga sudah mulai berjalan meskipun kecepatan pemuatan dikurangi sambil memperbaiki pipa yang bocor.
Rencananya CPO itu akan di muat ke kapal tangker SC Chongqing yang sandar di dermaga 106 Pelabuhan Ujung Baru Belawan.
Tapi, belum selesai melakukan pengisian, salah satu pipa jalur pengisian mengalami kerusakan dan mengakibatkan pecah.
“Kalau pecahnya pipa jalur pengisian dari tanki timbun ke kapal itu sempat menghebohkan buruh Pelabuhan bang. Karena tumpahan minyak CPO tersebut membanjiri dermaga dan perairan Pelabuhan Belawan,”ucap salah seorang buruh Pelabuhan Belawan.
Sementara itu Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia ( DPC HNSI) Kota Medan Abdul Rahman sangat kecewa dengan pihak PT. PPI.
Sebab, akibat kecerobohannya, perairan Pelabuhan Belawan mengalami pencemaran.
“Kita sangat kecewa dengan pihak PT. PPI, akibat kelalaiannya itu nelayan kita sangat dirugikan, karena tumpahan CPO itu telah mencemari perairan Pelabuhan Belawan yang selama ini menjadi tempat nelayan mencari ikan,” kata Abdul Rahman. (**)