Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo) Arif Suhartono mengatakan, kalau pembangunan terminal petikemas Kalibaru (CT2 dan CT3) terus berlanjut.
CT2 dan CT3 diproyeksikan mampu menampung kapasitas peti kemas masing-masing sebanyak 1,5 juta TEUs per tahun.
Menurut Arif, pembangunanTerminal Kalibaru tahap selanjutnya meliputi area reklamasi dan breakwater seluas total 178 hektar untuk CT2, CT3, PT1, PT2 serta area pendukung.
“Kedua terminal peti kemas ini ke depannya juga akan dibangun dengan kedalaman minus 16 sampai 20 meter dari permukaan laut, sehingga bisa memfasilitasi masuknya kapal peti kemas generasi baru dengan kapasitas di atas 10 ribu TEUs,” katanya saat menjadi salah satu Nara sumber dalam diskusi virtual yang digelar PWI DKI Jakarta, Jumat (5/2).
Arif menyatakan bahwa keberlanjutan pembangunan Terminal Kalibaru merupakan bagian dari pengembangan hard infrastructure yang terus dilakukan IPC.
Untuk akses operasional Terminal Kalibaru, ungkapnya, IPC akan mengembangkan New Priok East Access (NPEA) sebagai akses masuk melalui pintu timur.
“Akses NPEA akan tersambung dengan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan kawasan industri di timur Jakarta,” ujarnya.
Sementara itu, pernyataan yang sama juga dikemukakan Capt. Mugen R. Sartoto (Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok). “Pembangunan terminal Kalibaru atau New Tanjung Priok (NPCT2 dan NPCT3) terus dilanjutkan.
“Untuk NPCT1 sudah beroperasi dengan back up area kurang lebih 34 hektare, panjang dermaga 800 meter. Kami proyeksikan NPCT2 dan NPCT3 pada tahun 2023 sudah operasional,” kata Mugen.
Mantan KSOP Palembang ini juga mengatakan, jika kapasitas dermaga domestik dan internasional pelabuhan Tanjung Priok sudah mulai jenuh.
Karena itu, kedepan dibutuhkan pengembangan, dan saat ini tengah diupayakan secara bertahap.
Salah satu prioritas pengembangan pelabuhan Tanjung Priok adalah dengan mendorong peningkatan pengelolaan kepelabuhanan lebih ramah lingkungan.
Sedangkan General Manager IPC Cabang Tanjung Priok, Guna Mulyana mengatakan, terdapat sejumlah tantangan pengembangan pelabuhan Priok untuk kedepannya, antara lain, terkait konektivitas antar pelabuhan, perkembangan industri 4.0, kompetisi antar pelabuhan dan keterbatasan kapasitas pelabuhan.
“Pengembangan pelabuhan Priok kedepan mesti memperhatikan beberapa hal, seperti meningkatkan kapasitas dan efektifitasnya, peningkatan fasilitas, kerjasama dengan stakeholder terkait dan pengembangan berkelanjutan yang memperhatikan lingkungan.
“Kita berharap Tanjung Priok menjadi stimulasi bagi pengembangan DKI Jakarta,” ungkap Guna Mulyana. (***)