PT Pelindo Terminal Petikemas mencatat aktivitas bongkar muat peti kemas di TPK Kupang hingga September 2025 mencapai 96.205 TEUs.
Terminal Head TPK Kupang Andhik Wahyu Kristianto, menyebut kendati jumlah arus peti kemas tidak lebih besar dari tahun lalu, namun kinerja bongkar muat mengalami peningkatan.
Dia menuturkan, pada bulan September 2025 saja, arus peti Kemas tercatat sebanyak 12.428 TEUs.
“Hingga September 2025, rata-rata kecepatan bongkar muat dari sisi BSH (Box per Ship Hour) sebesar 26 box dan BCH (Box Crane per Hour) sebesar 29 box. Angka ini menunjukkan peningkatan produktivitas kerja di lapangan,” ujar Andhik di Kupang, Jumat, (10/10).
Selain peningkatan produktivitas, waktu singgah kapal (port stay) juga mengalami perbaikan signifikan.
Bila sebelumnya rata-rata kapal menghabiskan waktu 23 jam untuk proses sandar dan bongkar muat, kini waktu tersebut berkurang menjadi hanya 16 jam.
“Ini menunjukkan efisiensi operasional yang makin baik. Kami terus melakukan berbagai upaya perbaikan baik dari sisi pola kerja yang berbasis planning and control dan sistem operasional sehingga pekerjaan di lapangan menjadi optimal,” jelasnya.
Menurut Andhik, efisiensi tersebut tidak hanya berdampak pada peningkatan kinerja pelabuhan, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi pengguna jasa pelayaran dan logistik. Dengan waktu tunggu yang lebih singkat, biaya operasional kapal dapat ditekan sehingga mendorong daya saing logistik di kawasan timur Indonesia.
“Kami tetap optimistis pada triwulan terakhir tahun ini arus peti kemas akan meningkat, seiring dengan pergerakan logistik menjelang akhir tahun,” katanya.
Andhik juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelanggan dan mitra kerja yang terus mendukung peningkatan layanan terminal. Ia menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menghadirkan pelayanan pelabuhan yang aman, cepat, dan efisien.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan pelanggan. Harapan kami, ke depan, layanan TPK Kupang semakin dipercaya sebagai simpul penting distribusi barang di wilayah Nusa Tenggara Timur,” ungkapnya.
Kepala Operasional PT Meratus Cabang Kupang, Fauzan, menuturkan pihaknya menjadi perusahaan logistik terbesar yang menggunakan layanan di TPK Kupang merasakan dampak signifikan dari transformasi yang dilakukan di terminal.
Menurut dia, efek positif transformasi tercermin dari pelayanan yang lebih cepat karena beberapa administrasi yang sebelumnya manual kini dapat diakses secara tersistem.
“Untuk efek dari transformasi khususnya yang menyangkut sistem yang bisa dirasakan adalah pelayanan terasa lebih cepat. Kami sebagai pengguna jasa dapat melakukan secara mandiri tanpa harus melakukannya dari Pelindo seperti kita bersurat atau apapun, kita bisa langsung melakukan melalui aplikasi.” kata Fauzan.
Setiap kapal Meratus memiliki muatan 250 boks kontainer sampai dengan 350 boks kontainer. Bongkar muat sebanyak 700 boks kontainer (bongkar 350 boks dan muat 350 boks) dapat dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih 24 jam.
Hal senada diungkapkan Kepala Cabang PT Tanto Intim Line Kupang, Hildus Seran Bau. Dia berujar bahwa pada dasarnya pergerakan kontainer membutuhkan digitalisasi, dalam arti proses keluar dan masuk.
Dia berharap digitalisasi yang telah dilakukan serta perbaikan pada masa mendatang makin melancarkan pergerakan barang.
“Saya berharap mungkin dengan adanya digitalisasi ini lebih cepat lagi untuk proses keluar masuk kontainer. Karena tidak menutup kemungkinan pergerakan kontainer-kontainer yang begitu banyak untuk tahun-tahun ke depan,” kata Hildus.
Dengan langkah itu, transformasi Pelindo di TPK Kupang tak hanya meningkatkan efisiensi bongkar muat, tetapi juga memperkuat perannya sebagai simpul logistik di timur Indonesia. Selain itu, transformasi di terminal peti kemas itu bisa memberikan efek berganda bagi perekonomian, khususnya di NTT. (***)