Direktur Utama PT Pelindo IV Farid Padang menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan evaluasi terhadap Pelayaran langsung (direct call) melalui Pelabuhan Kariangau di Balikpapan yang dinilainya belum optimal, karena direct call tersebut oleh shipping internasional, dan hanya mau jika diberikan diskon besar.
“Direct call dari Kariangau bukan berhenti, tapi Pelindo sedang mengevaluasi, karena direct call itu oleh shipping line internasional, dan mereka hanya mau kalau kita diskon besar. Sedangkan dampaknya ke negara besar dan kepada pajak ekspor langsung maupun ke daerah asal ekspor, juga efisiesni biaya termasuk kualitas ekspor bisa terjaga,” kata Farid Padang, saat dihubungi Ocean Week, Senin pagi (17/6) menanggapi pernyataan Ketua DPD Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Balikpapan, Faisal Tola, yang mengatakan kalau direct call dari Kariangau kini kembali beralih via Surabaya dan Jakarta.
Informasi yang diperoleh Ocean Week mengemukakan kalau direct call melalui sejumlah pelabuhan di wilayah kerja PT Pelindo IV merupakan peninggalan dari program yang dicanangkan Doso Agung (dirut Pelindo IV sebelum Farid Padang-red). “Waktu itu, Pak Doso banyak membuat direct call lewat pelabuhan Pelindo IV, meski kontainer yang diangkut hanya puluhan box. Makanya, kami berharap direksi sekarang supaya mengevaluasi kembali apakah fisible atau justru merugikan Indonesia, karena pelayaran asing pasti banyak permintaan untuk itu,” kata Asmary Herri, Ketua Komite Tetap bidang Perhubungan Kadin Indonesia, pagi ini.
Asmary menyarankan supaya Dirut Pelindo IV sekarang melakukan terobosan baru yang realistis, dan bukan karena pencintraan.
Sebelumnya Faisal Tola mengemukakan bahwa selama ini ada direct call melalui Kariangau Kaltim untuk ekspor dan impor. Tapi sekarang beralih melalui Surabaya dan Jakarta. “Kami tidak direct call langsung, tapi via Surabaya. Perilaku konsumen [pengirim barang] selama ini belum betul-betul pindah,” ujar Faisal.
Seperti diketahui, pada 2016, PT Pelabuhan Indonesia IV membuka direct call dari Balikpapan melalui Pelabuhan Kariangau. Tujuannya, agar barang-barang yang diekspor dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tidak melalui Surabaya.
Faisal mengakui memang sudah pernah dilakukan dan dicoba di Kariangau, tapi tidak memuaskan, sehingga pengiriman barang tetap melalui Surabaya. (***)