Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Tanjung Priok Andi Hartono resmi membuka acara evaluasi pelayanan pengelolaan limbah B3 periode Triwulan III dan IV tahun 2022, pada hari Selasa (28/2), bertempat di Avenzel Hotel, Cibubur, Jakarta.
Hadir pada kesempatan ini, GM Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Hadi Safitri, Andriawan Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan kantor OP Priok, ketua DPC INSA Jaya Capt. Alimudin dan jajaran pengurus, para vendor limbah B3, dan lainnya.
Dalam kesempatan ini, Andi Hartono menyampaikan bahwa Evaluasi tersebut sedikit telat karena padatnya kegiatan masing-masing institusi. “Tapi Alhamdulillah, hari ini (Selasa, 28/2) bisa dilaksanakan,” ujar Andi.
Menurut Andi, kegiatan evaluasi harus dilakukan secara berkesinambungan, dan kali ini evaluasi untuk triwulan III dan IV tahun 2022.
“Perlu diapresiasi bahwa kepatutan shipping yang masuk ke pelabuhan Priok dalam pelaporan makin patuh, 96% sudah melaporkan,” ungkapnya.
Andi juga mengakui kalau pihaknya tak bisa terlalu ketat, karena jika di Priok ketat dan di pelabuhan lain sangat longgar, bagaimana?. “Namun kita mesti mendukung pelabuhan Tanjung Priok menuju green port,” katanya lagi.
Andi berharap supaya shipping semakin taat dan tertib dalam pelaporan limbahnya melalui inaportnet.
“Kami mesti terus mendukung tata kelola limbah di pelabuhan Tanjung Priok dalam rangka mewujudkan green port,” tegas Andi Hartono.

Bagi Andi, suasana kondusif mesti dijaga untuk pelabuhan Priok. “Kalau ada yang belum sempurna mesti kita bersama-sama untuk menjaganya, tapi Priok harus kondusif. Karena Priok menjadi cerminan bagi Indonesia. Makanya kita mesti bisa berkolaborasi untuk menciptakan Priok menjadi lebih baik,” ujar Andi.
Sementara itu Adriawan, Kabid Pengembangan dan Perencanaan OP Tanjung Priok mengatakan bahwa selama tahun 2022, ada 7700 kapal masuk pelabuhan Priok, yang lapor ada 7300 kapal dalam hal pelaporan limbah.
“Kita masih fokus pada pengelolaan limbah B3. Untuk yang limbah darat baru akan didiskusikan,” katanya.
Sedangkan Hadi Safitri, GM Pelindo Regional 2 Tanjung Priok mengungkapkan, kalau kita lihat data antara kapal asing dan domestik, perlakuannya berbeda. Dimana buang limbahnya, karena sekarang sudah ada peralatan yang canggih.
“Tapi prinsipnya kami akan selalu mengikuti peraturan yang ada di Indonesia,” ucapnya.
Menyinggung mengenai Reception Facility, Hadi mengungkapkan bahwa RF berfungsi untuk limbah kapal. “Kita harus memahami mengenai limbah B3. Tapi untuk limbah operasional akan dikumpulkan di TPS,” ungkapnya.
“Semoga tahun 2023 bisa meneruskan sistem yang sudah jalan di Priok. Kami hanya bisa melakukan penataan terhadap carut marut yang sudah ada di Priok yang sudah terjadi dari dulu,” katanya.
Hadi menegaskan jika pihaknya akan selalu menjaga harmonisasi dengan para stakeholders yang ada di pelabuhan Tanjung Priok.
“Semoga evaluasi limbah B3 ini bisa semakin membaik kedepannya,” jelas Hadi Safitri.
Evaluasi pengelolaan limbah B3 ini dilanjutkan dengan diskusi antara pihak Syahbandar, Pelindo, kantor OP Tanjung Priok, dan para vendor limbah, serta INSA Jaya. (***)