Biaya untuk mengasuransikan kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah kembali melonjak dalam minggu ini.
Hal itu mencerminkan meningkatnya serangan di wilayah tersebut yang memaksa beberapa kapal untuk menghindari jalur perairan penting ini.
Ini menggarisbawahi pentingnya mengamankan wilayah yang penting bagi perdagangan global.
Laporan menunjukkan bahwa cakupan asuransi kini telah meningkat menjadi 0,5 persen dari nilai lambung kapal, seperti yang dilaporkan oleh tiga orang di pasar.
Hal ini menandai lonjakan besar dibandingkan awal bulan ini ketika biaya berkisar antara 0,1 persen hingga 0,2 persen dari nilai lambung kapal.
Menanggapi meningkatnya serangan terhadap armada dagang oleh Houthi yang didukung Iran, AS dan sekutunya membentuk satuan tugas baru.
Meningkatnya risiko telah mendorong pertimbangan akan potensi serangan militer, meskipun upaya diplomatik adalah pendekatan yang lebih disukai, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Asuransi risiko perang, yang biasanya dinyatakan sebagai persentase dari nilai kapal selama kapal beroperasi di zona berisiko tinggi, telah melonjak lebih dari sepuluh kali lipat sejak meningkatnya serangan.
Perusahaan asuransi London memperluas wilayah berisiko yang ditetapkan di Laut Merah, sehingga secara efektif memperluas cakupan yang memerlukan perlindungan perang.
Perusahaan pelayaran peti kemas besar, termasuk AP Moller-Maersk, telah mengumumkan penghentian pengiriman melalui wilayah tersebut.
Hal serupa juga terjadi pada perusahaan minyak dan gas raksasa BP Plc dan Equinor ASA yang menerapkan pendekatan serupa yang berkontribusi pada kenaikan harga minyak mentah, sehingga meningkatkan risiko inflasi global.
Banyak kapal memilih mengambil jalan memutar sejauh ribuan mil di sekitar ujung Afrika sebagai alternatif strategis. “Pilihan untuk menaikkan premi dan mengubah rute di sekitar Afrika akan berdampak langsung pada harga barang,” kata anggota komite eksekutif London Forum of Insurance Lawyers, Toby Vallance. (**/scn)