Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) mengapresiasi kinerja Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priok dalam mendorong perkembangan industri nasional sehingga bisa bersaing di pasar global.
Wakil Ketua Umum BPP GINSI yang juga Pengurus KADIN Indonesia, Erwin Taufan mengatakan pelayanan di KPU Bea dan Cukai Priok itu saat ini semakin responsif dan akomodatif terhadap penyelesaian kendala importasi yang dialami pelaku usaha.
Bahkan, ungkapnya, jika terdapat perusahaan anggota GINSI yang sempat mengalami kendala berkaitan dengan aktivitas pemasukan barang impor-nya bisa dikomunikasikan cepat.
Termasuk, berkaitan dengan verifikasi pemasukan barang impor untuk bahan baku industri atau proyek sesuai persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) juga mendapatkan edukasi komprehensif dari Bea dan Cukai.
Adapun TKDN merupakan persentase bahan baku, komponen, atau produk lokal yang digunakan dalam suatu barang atau jasa yang diproduksi di Indonesia. TKDN memiliki peran penting dalam mendorong penggunaan produk lokal, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya saing industri nasional, dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Selain itu, imbuh Taufan, para importir-pun kini semakin teredukasi jika terdapat perubahan regulasi terkait HS Code atas jenis komoditi.
Adapun Harmonized System (HS) Code atau yang disingkat menjadi HS Code adalah sistem pengkodean internasional yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan produk yang diperdagangkan secara internasional. Sistem ini dikelola oleh World Customs Organization (WCO).
HS Code berfungsi untuk menstandarisasi Klasifikasi Barang, untuk memastikan bahwa barang yang sama di seluruh dunia memiliki kode yang sama, sehingga memudahkan proses perdagangan, kepabeanan, dan statistik. Selain itu, HS Code untuk Memudahkan Penentuan Tarif Bea Masuk. Sehingga dengan kode yang jelas, pemerintah dapat dengan mudah menetapkan tarif bea masuk yang sesuai untuk barang yang diimpor atau diekspor.
“Karenanya GINSI sangat mengapresiasi kinerja Bea Cukai Tanjung Priok saat ini lantaran telah banyak memberikan edukasi kepada pelaku usaha,” ungkapnya.
Seperti diketahui bahwa kinerja Bea Cukai Tanjung Priok saat ini ditandai dengan sejumlah capaian positif, meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi.
Pada tahun 2024 lalu, jumlah peti kemas ekspor-impor mengalami penurunan, namun tetap terjadi peningkatan realisasi target bea masuk. Selain itu, Bea Cukai Tanjung Priok terus berupaya meningkatkan layanan melalui digitalisasi dan inovasi teknologi.
Kinerja Bea Cukai Tanjung Priok saat ini menunjukkan adanya kombinasi antara capaian positif dalam meningkatkan efisiensi layanan dan tantangan yang perlu diatasi terkait dengan penurunan ekspor-impor dan pelanggaran kepabeanan.
“Tapi GINSI yakin Bea Cukai Tanjung Priok terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan melalui digitalisasi, inovasi, dan penguatan pengawasan kepabeanan,” kata Taufan. (***)