PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) bakal memprioritaskan para mitra usahanya yang selama ini menjadi operator di Terminal Kaliblencong Marunda, pada saat terminal tersebut konsesinya diberikan kepada KBN.
“Tentunya kami akan memprioritaskan mereka (operator) yang selama ini sudah bekerjasama dengan KBN. Namun dengan aturan kontrak baru sesuai perkembangan yang ada,” ujar Farouq Hidayat, Direktur Pengembangan PT KBN kepada Ocean Week, di Sentul, Bogor, Jumat (23/8).
Ditanya mengenai bagaimana bentuk kerjasama nya, Farouq tak bersedia memberikan bocorannya. “Itu soal teknis, nanti saja lah,” katanya.
Menjawab pertanyaan apakah nantinya Kaliblencong akan dikelola PT Pelindo setelah konsesinya diberikan oleh Kemenhub kepada KBN, Farouq mengemukakan bahwa dengan Pelindo hanya kerjasama untuk sistem pengelolaan nya. “Kita perlu belajar untuk mengelola pelabuhan, karena memang bisnis utama kita kan bukan kepelabuhanan,” ungkapnya.
Kalangan usaha di Marunda menyambut baik Kaliblencong bakal dikelola PT KBN. “Apalagi kalau kami juga bisa menjadi operator di Kaliblencong,” ujar Fudyanpo Kamin, Ketua APBMI Marunda yang juga pengusaha trucking di pelabuhan itu.

Banu Amza, pengusaha di Marunda juga mengaku senang dengan konsesi Kaliblencong diberikan KBN. “Yang penting bagi pengusaha, biayanya untuk menggunakan terminal Kaliblencong tetap murah,” katanya.
Untuk diketahui bahwa di Marunda, ada tiga BUP yakni KCN, MCT, dan Kaliblencong.
Petikemas
Keberadaan Marunda juga menarik pelaku usaha kapal kontainer untuk bisa menggunakan pelabuhan ini.
“Apakah bisa kontainer masuk ke Marunda, saya selama ini menggunakan tongkang untuk angkut kontainer. Selama ini dengan rute panjang-jakarta-jambi PP. Nah, kalau Marunda bisa, akan jadi alternatif bagi kami,” kata Nano (panggilan Sunarno), direktur Tresnamuda Sejati kepada Ocean Week, Jumat, di Bogor.
Namun, untuk penggunaan fasilitas terminal petikemas di Marunda tersebut, Sri Utomo (kepala KSOP Marunda) menyatakan akan minta ijin dengan kantor Kemenhub. “Saya perlu legalitas nya, hitam putihnya, karena jangan sampai sudah masuk petikemas, tapi ijinnya belum ada,” katanya.
Nano juga menyarankan supaya alur pelayaran ke Marunda dilakukan pengerukan , karena saat ini sudah cukup dangkal, sehingga kapal besar ga bisa masuk.ke Marunda.
“Penting juga disiapkan lapangan penumpukannya, masa di Sunda Kelapa bisa layani petikemas, di Marunda nggak bisa,” tegas Nano. (***)