Menjelang akhir tahun 2023, kinerja operasional PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) Non Petikemas Branch Pontianak Terminal Kijing terus menunjukkan
peningkatan.
Direktur Utama PTP Non Petikemas, Rino Wisnu Putro menyampaikan berdasarkan data tercatat hingga kuartal keempat, bongkar muat yang ditangani PTP Pontianak tumbuh sebesar 271,74%, dibandingkan dengan pencapaian sepanjang tahun 2022.
Seperti diketahui, Terminal Kijing diresmikan oleh Presiden R.I Joko Widodo pada Selasa, 9 Agustus 2022 lalu.
Menurut Rino, pertumbuhan tersebut didominasi penanganan kegiatan bongkar muat kemasan curah yang meningkat 383,67% dan Curah Cair meningkat 299,91%.
Menyusul General Cargo sebesar 284,49% dan Bag Cargo sebesar 116,13%.
Rino juga mengungkapkan, sepanjang tahun 2023 PTP Non Petikemas Branch Pontianak Terminal Kijing terus berbenah dengan memberikan service terbaik kepada pengguna jasa dengan meningkatkan kinerja operasi melalui transformasi operasi.

Misalnya implementasi sistem Pelindo Terminal Operation System-Multipurpose (PTOS-M) sebagai upaya untuk mempersingkat waktu port stay, cargo stay, dan peningkatan kapasitas pelayanan operasi.
Tahapan penerapan sistem aplikasi PTOS-M ini merupakan bagian dari pilar teknologi dalam transformasi kepelabuhanan dimana dalam program tranformasi terdapat enam pilar yakni, Proses Operasi, SDM, Teknologi, Peralatan, Infrastruktur, hingga Health Safety Security and Environment (HSSE).
“Tidak hanya transformasi Teknologi, PTP Non Petikemas Branch Pontianak Terminal Kijing juga melakukan
transformasi di bidang peralatan dengan melakukan optimalisasi asset yaitu berupa relokasi 2 (dua) unit
Mobile Crane Kapsitas 84 ton dari Pelabuhan Belawan ke Terminal Kijing,” ungkap Rino.
Hal itu dalam rangka
persiapan penanganan kargo curah kering untuk mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu proyek
Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR).
Selain itu, kata Rino, perubahan di bidang proses operasi dimana dilakukan
perubahan pola pemuatan Curah Cair yang eksisting pemipaan dan Truck Loosing menjadi pemipaan dan
Truck loosing melalui bak curah, sehingga terjadi peningkatan kinerja yang cukup signifikan.
Dengan adanya Transformasi Operasi, diproyeksikan PTP Non Petikemas Branch Pontianak Terminal Kijing akan dapat meningkatkan throughput menjadi lebih dari 2 juta ton di tahun 2024 melalui pelayanan Bongkar Muat bagi para mitra seperti PT Energi Unggul Persada (EUP), PT Saraswanti, PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), Apical Group dan PT Pacific Bio Industry serta beberapa calon tenant potensial lainnya.
Transformasi HSSE yang telah dilakukan ditujukkan dengan adanya pemenuhan rambu-rambu di lapangan operasi, penerapan wajib Alat Pelindung Diri (APD), pelaksanaan safety briefing, management walk through
pelaksanaan patroli dalam rangka mewujudkan zero fatality.
Menerapkan standar dengan menumbuhkan budaya “Safety is everyone’s responsibility” dalam setiap kegiatan operasi di PTP Non Petikemas Branch Pontianak Terminal Kijing selalu dilaksanakan dengan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)/ HSSE yang
dilandasi semangat, “Datang Selamat, Kerja Selamat dan Pulang Selamat” meliputi Safety Orang, Safety
Kapal dan Barang, Safety Alat Pendukung Operasi, Safety Lingkungan dan Safety Fasilitas.
Potensi
Sementara itu, General Manager Pelindo Regional 2 Pontianak Hambar Wiyadi mengatakan Pelabuhan Internasional Kijing memiliki potensi untuk bisa digunakan sebagai pelabuhan ekspor muatan ke banyak negara.
Hambar mengungkapkan hal itu dalam FGD Kolaborasi Bersama Mendukung Optimalisasi Operasional Pelabuhan Kijing Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kalbar, di Hotel Golden Tulip Pontianak, belum lama ini.
“Sebenarnya Pelabuhan Kijing sudah bisa menjadi Pelabuhan Hub untuk muatan CPO di Kalimantan. Sebelumnya para pengusaha untuk pemuatan ekspornya harus ke Dumai, ke Belawan, tapi sekarang bisa lewat Kijing, dan ini tentunya perlu support dari semua pihak,” ungkapnya.
Hambar mengatakan, Pelabuhan Kijing merupakan project strategis nasional yang saat ini terus di update operasional kegiatannya. Pelabuhan Kijing sudah beroperasi dengan menjalankan kegiatan bongkar muat, curah cair, curah kering, dan aktivitas kargo.
“Peningkatan yang signifikan, ada pada muatan CPO khususnya,” katanya. (**)