Pelabuhan peti kemas Utama di Amerika Serikat diperkirakan akan mengalami perlambatan dalam volume kargo impor, setelah mengalami titik volume kargo impor terendah sejak pandemi dimulai, menurut laporan Global Port Tracker yang dirilis oleh National Retail Federation dan Hackett Associates.
Sementara jumlah kargo akhir untuk bulan Februari belum dilaporkan, namun Global Port Tracker memproyeksikan penurunan “luar biasa besar” menjadi 1,56 juta TEU, turun 26,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan 13,6 persen di bawah tingkat Januari.
Ini akan menjadikan Februari sebagai bulan paling lambat sejak Mei 2020, ketika banyak pabrik di Asia dan toko AS tutup karena pandemi.
Tetapi, penting untuk dicatat bahwa Februari biasanya merupakan bulan paling lambat dalam setahun karena penutupan pabrik pada Tahun Baru, Imlek di Asia dan jeda peritel antara musim liburan dan belanja musim semi.
“Pengecer mempertahankan persediaan yang berkurang untuk mengantisipasi pembangunan kembali dengan stok musiman baru setelah mereka memiliki pandangan yang lebih jelas tentang tingkat pengeluaran konsumen yang diharapkan,” kata Ben Hackett, pendiri Hackett Associates yang memproduksi Global Port Tracker untuk NRF.
“Sementara volume impor tetap rendah, pasar tenaga kerja yang ketat dan upah yang kuat membantu konsumen menyerap dampak inflasi dan terus berbelanja. Mulai bulan ini, impor diperkirakan akan naik perlahan hingga pertengahan musim panas, tetapi akan tetap jauh di bawah tingkat kenaikan tahun lalu, lapor gCaptain, Ventura, California.
Pada bulan Maret diperkirakan mencapai 1,74 juta TEU, turun 25,9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, dan April diperkirakan mencapai 1,87 juta TEU, turun 17,2 persen.
Sedangkan bulan Mei diproyeksikan mencapai 1,92 juta TEU, turun 19,7 persen dari tahun sebelumnya.
Untuk Juni diperkirakan mencapai 2 juta TEU, impor pertama kali diperkirakan mencapai 2 juta TEU sejak Oktober, tetapi masih turun 11,5 persen dari Juni tahun lalu.
Pada bulan Juli diperkirakan akan mencapai 2,13 juta TEU, turun 2,5 persen dari tahun ke tahun. “Ada banyak ketidakpastian tentang ekonomi, tapi kami perkirakan impor menunjukkan kenaikan moderat selama beberapa bulan ke depan,” kata Wakil Presiden NRF untuk Rantai Pasokan dan Kebijakan Kepabeanan, Jonathan Gold.
“Pertumbuhan adalah tanda positif, tetapi levelnya masih jauh di bawah normal dan pengecer akan tetap berhati-hati karena mereka bekerja untuk menjaga agar inventaris sejalan dengan permintaan konsumen”.
Sementara itu, pada Paruh pertama 2023 diperkirakan mencapai 10,9 juta TEU, turun 19,5 persen dibandingkan paruh pertama 2022. Volume kargo impor untuk 2022 mencapai 25,5 juta TEU, turun 1,2 persen dari rekor tahunan sebesar 25,8 juta TEU yang ditetapkan pada 2021. (**/scn)