Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) minta agar Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok berlaku tegas menertibkan truk-truk kontainer di dalam pelabuhan, jika mereka hanya sekedar numpang parkir. Hal itu harus dilakukannya supaya di dalam pelabuhan tak ada lagi antrean panjang truk yang menunggu bisa masuk ke terminal.
“Ini Tanjung Priok, Pak OP (Tohir) mesti tegas menertibkan truk-truk kontainer di pelabuhan. Kalau mereka sekedar parkir ya usir saja. Kalau nggak tegas ya kemacetan akan terus terjadi di pelabuhan,” kata Adil Karim, ketua ALFI DKI Jakarta kepada Ocean Week, di kantornya, Jakarta Utara, Selasa siang.
Menjelang Lebaran 2021, biasanya kegiatan di pelabuhan cukup tinggi, karena pemilik barang dipastikan tak ingin barangnya menumpuk di pelabuhan. Selain itu juga disebabkan adanya libur di hari Idul Fitri tersebut. Makanya semua ingin barangnya, atau kapal selesai berkegiatan sebelum hari raya lebaran tersenut.
Pelayanan semua pihak (terminal, Pelindo, bea cukai, dan truk) mesti cepat dan bagus. Jangan sampai akibat layanan salah satu komponen buruk, berakibat terjadi kemacetan.
Menurut Adil, truk-truk yang mengangkut kontainer ekspor misalnya, sebaiknya menunggu di buffer area yang telah disiapkan, tapi setelah dokumennya sudah ‘beres’ semua, dipersilahkan masuk ke terminal.

Begitu pula dengan truk pengangkut petikemas impor, mereka yang sudah diberikan Tila yang bisa keluar pelabuhan. “Jadi hanya truk-truk yang sudah dibekali dokumen resmi yang boleh berlalu lalang di pelabuhan, yang dokumennya belum selesai suruh nunggu di buffer area,” jelas Adil.
Namun, ungkapnya, buffer area yang disiapkan pihak Pelindo Priok di lahan ex Inggom juga justru sering macet. Apalagi saat ini akses masuk ke tempat itu sedang dilakukan pengerasan jalan.
Adil juga menyoroti buffer area sementara yang berada di ex terminal JICT 2, bahwa lokasi ini pun belum menyelesaikan masalah. “Itu kan sifatnya sementara, dan ga bisa dianggap menyelesaikan masalah. Kami juga minta supaya rencana penerapan single TID segera dilaksanakan,” ujarnya lagi.
Sekali lagi, kata Adil, untuk mengatasi kemacetan di dalam pelabuhan Tanjung Priok, perlu ketegasan dari pihak OP. “Sebagai perwakilan pemerintah (Kemenhub), dan koordinator di pelabuhan harus tegas, jika ada sopir truk yang bandel, ditindak saja,” ujarnya.
Adil berharap dengan ketegasan pihak OP, masalah kemacetan yang hingga kini masih menjadi momok di pelabuhan Priok dapat teratasi.
Seperti diketahui, di pelabuhan Priok, macet menjadi pemandangan umum yang dapat terlihat pada hari Kamis sampai Jumat malam. Truk-truk yang mau masuk ke terminal 3 itu mengular dan memakan tiga lajur di jalan raya pelabuhan. Bahkan terkadang sampai di depan kantor OP Priok. (**)