Asisten II Pemprov Sulsel Muhammad Firda menyatakan ekspor perdana direct call mendukung program 100 hari Pemprov Sulsel dalam pengembangan konektivitas pelabuhan ekspor dan pelabuhan feeder di Sulsel, serta program strategi nasional terkait konektifitas dan daya saing produk ekspor Sulsel, akan dilakukan melalui Makassar New Port (MNP). Rencananya, seremoni akan dilakukan pada Jumat (2/11).
“Melalui Dinas Perdagangan, ekspor direct call perdana Makassar-Eropa dan Makassar-Amerika Serikat diikuti 4 ekportir, yakni PT Mega Putra Sejahtera, KJUB Puspeta Luwu, CV Adi Tirta, dan CV Harapan Utama dengan komuditi biji kopi, rumput laut, dan kayu olahan,” kata Firda dalam rapat teknis Direct Call Makassar-Eropa dan Makassar-Amerika yang digelar Asisten II Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan di lantai 3 Kantor Gubernur Sulsel Jl Urip Sumoharjo Makassar, Rabu (31/10).
Total volume ekspor tercatat 200,92 ton dengan nilai US$ 895.450,98 setara Rp 13,521 miliar. Menurut Firda, ekspor langsung tidak hanya sampai dilakukan pada Jumat (2/11) saja, namun terus berlanjut tiap minggunya.
Sebagai gambaran, waktu tempuh Makassar Eropa selama ini ditempuh 61 hari dengan biaya US$ 2.200 per kontainer 20 feet. Dengan direct call waktu tempuh bisa lebih pendek menjadi 42 hari dengan biaya US$ 1.700 per kontainer 20 feet. Jadi ada efisiensi waktu 19 hari dan efisiensi biaya sebesar US$ 500 per kontainer.
Sementara itu, GM Terminal Peti Kemas (TPM) Pelindo IV, Yosep Benny Rohy mengungkapkan, selama ini ekspor Sulsel tujuan Eropa dan Amerika Serikat dilaksanakan secara indirect melalui Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Priok Jakarta.
“Dengan penerbitan pemberitahuan ekspor barang (PEB) di Pelabuhan tersebut, sehingga berpengaruh pada neraca perdagangan dan pertumbuhan ekonomi Sulsel. Melalui direct call ini, ekportir mendapatkan kemudahan dan efisiensi biaya dan waktu tempuh ke negara tujuan ekspor,” ujar Yosep.
Rapat dihadiri, Perwakilan Dinas Perdagangan Sulsel, TPM Pelindo IV, Bea Cukai Makassar, Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Pertanian, Otoritas Pelabuhan Makassar, Syahbandar Utama Makassar, Asosiasi Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Sulselbar, eksportir, ALFI Sulselbar, penyedia kapal, dan institusi terkait lainnya. (tm/**)