Banjir ‘rob’ atau air pasang laut kembali merendam kawasan Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah. Akibatnya, kegiatan di pelabuhan ini menjadi terganggu, lalu lintas barang mengalami keterlambatan.
“Kalau sudah demikian, pengusaha pasti rugi. Karena pengiriman maupun pengeluaran barang jadi lamban, karena akses jalan ke pelabuhan tergenang banjir,” ujar Ariwibowo, Ketua ALFI Jateng.
Kekhawatiran juga dilontrakan Ridwan, Ketua DPC INSA Semarang. “Banjir rob sangat menganggu aktivitas di pelabuhan Tanjung Emas, terkadang tinggi air mencapai sepaha orang dewasa, akibatnya truk pembawa barang terhambat,” ungkap Ridwan di Jakarta.
Karena itu, Ridwan maupun Ariwibowo sangat mendukung jika Pelindo III sebagai pengelola pelabuhan Tanjung Emas berencana membangun pelabuhan niaga Kendal sebagai back up pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Ridwan menceritakan kepada Ocean Week, baru-baru ini dia pun sempat mengambil gambar kondisi pelabuhan Tanjung Emas yang tengah dilanda banjir rob. “Saya baru mengambil gambar banjir rob di Tanjung Emas, tinggi air mencapai sebahu orang dewasa. Dan kondisi seperti itu hampir setiap hari, gemana kalau terus menerus begitu,” ucap Ridwan sembari menunjukkan gambar banjir rob dari HP-nya.
Sayangnya, menurut kedua tokoh di Semarang ini, pemerintah daerah atau pemerintah kota tak bisa berbuat banyak untuk mengatasi kondisi banjir yang terjadi di sekitar pelabuhan Tanjung Emas.
Menurut Ridwan maupun Ariwibowo, banjir rob juga sering menggenangi akses jalan dari dan menuju pelabuhan di Semarang ini. Biasanya, banjir tinggi terjadi pada sore hari saat air laut pasang.
Peninggian akses jalan di depan pintu utama masuk ke pelabuhan juga pernah dilakukan, namun banjir tetap saja terjadi. Tidak heran jika banyak perkantoran dan gudang yang kemudian tenggelam. Bahkan terkadang perkantoran di sekitar kantor KSOP Tanjung Emas masuk air banjir.
Makanya, percepatan pembangunan pelabuhan Kendal sangat diperlukan. (**)