Bisnis pelayaran secara umum dinilai masih tetap stabil pada tahun 2018 mendatang. Kemungkinan hanya sektor offshore yang masih belum menunjukkan tren menggembirakan, akibat harga minyak dunia yang belum normal.
Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan kondisi pelayaran offshore belum benar-benar menggeliat pada tahun depan. Hal ini disebabkan harga minyak dunia yang belum benar-benar berada pada level ideal.
Sejak turunnya harga minyak dunia, banyak aktivitas kontrak kerja sama (K3S) yang ditinjau kembali, atau bahkan distop. Akibatnya, penggunaan kapal offshore juga mengalami renegoisasi atau distop.
“Dan hingga saat ini, belum terlihat geliat offshore pada tahun depan, karena harga minyak belum menunjukkan level ideal untuk dilakukan aktivitas pengeboran kembali,” kata Carmelita dalam keterangan tertulisnya yang diterima Ocean Week, Rabu (22/11) siang.
Menurut Carmeita, dinamika bisnis terjadi pada sektor pelayaran muatan cair. Prospek sektor pelayaran muatan cair lebih pada angkutan ekspor ketimbang angkutan domestik. Terutama pada muatan crude palm oil (CPO) yang disebabkan produsen lebih memilih ekspor ketimbang domestik.
Sementara itu, Sekretaris Umum DPP INSA Budhi Halim mengatakan secara umum bisnis pelayaran nasional pada tahun depan cukup stabil, terutama pada pelayaran domestik.
Misalnya, pada angkutan batubara curah yang sudah mulai membaik. Armada jenis tongkang dan tug boat saat ini tidak ada lagi yang idle atau menganggur. Bahkan, cenderung mengalami kekurangan kapal pada saat ini.
Hal ini disebabkan, adanya peningkatan muatan angkut sebagai dampak dari gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, khususnya di wilayah timur Indonesia. Kapal jenis ini mendapat permintaan melakukan pengiriman batu, beton, pasir, semen dan lainnya.
“Bisnis tongkang juga semakin menggeliat, disusul peningkatan permintaan pengiriman batubara,” ucap Budhi.
Di sisi lain, tambah Budhi, angkutan general kargo dan kontainer juga relatif stabil, karena pada sektor pelayaran ini sangat bergantung pada naik dan turunnya demand masyarakat dan kondisi ekonomi nasional, yang tumbuh sebesar 5,01 persen pada kuartal I dan kuartal II 2017. Selain itu, didorong konsistensi pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur nasional.
Jadi, secara umum industri pelayaran nasional cukul stabil dan cenderung membaik terutama dengan adanya kebijakan pemerintah yang Pro-maritim dengan program Tol Laut dan Poros Maritim Dunia. (ril/***)