Pelabuhan Panjang sudah bisa direct call. Ada 7 kapal dengan ukuran 260-an meter akan melayani rute Intra Asia-Panjang Lampung (weekly service). Bahkan window-nya di Panjang sudah siap.
“Jadi weekly service dan sudah ada window-nya di pelabuhan Panjang,” kata Senior Vice Presiden Pelayanan Terminal PT Pelindo II, David Sirait, saat dihubungi Ocean Week, Rabu pagi (27/3).
Menurut David, kapal-kapal itu berkapasitas 4.200 TEUs, dan di Panjang sekitar 365 box yang dibawa, dan sudah 3 call yang berkegiatan di pelabuhan Panjang sejak tanggal 14 Maret 2019 lalu.
David menyatakan, layanan direct call ini melayari Panjang-SIngapura, lalu ke China, Korea, dan Rusia. “Dari Singapura, Panjang, Jakarta, Hongkong Yantian, China, Taiwan Ningbo, Shanghai, Qingdau Kwang Yang, Busan lalu Vladifostoc Rusia,” katanya lagi.
Namun, untuk tujuan China Hongkong Taiwan, Korea dan Rusia, kargonya langsung tidak transit lagi. Sebelumnya, kargo dari Panjang transit di Singapura, dan kemudian diangkut lanjut menggunakan kapal Maersk lain ke negara tujuan.
Pada Senin (25/3) lalu, pelabuhan Panjang kedatangan Kapal Peti Kemas MV Balthasar Schulter. Kapal panjang 261 meter dengan kapasitas 4250 TEUs yang dioperasikan Sealand Maersk ini merupakan kapal petikemas terpanjang yang pernah sandar di dermaga yang dikelola IPC TPK.

Untuk mengantisipasi rutinitas layanan kapal-kapal besar tersebut, pihak operator (IPC TPK) sudah merencanakan untuk investasi 1 unit QCC baru. “InsyaAllah tahun depan sudah ready. Alat siap fully supported oleh JPPI, dan IPC TPK sudah mengaggarkan untuk investasi satu unit QCC baru di TPK Panjang,” kata M. Adji, Dirut IPC TPK, anak usaha Pelindo II, kepada Ocean Week, Rabu ini.
Menurut Davit Sirait, masuknya kapal MV Balthasar menjadi hari bersejarah bagi Pelabuhan Panjang, karena dapat melayani kapal dengan Panjang 261 meter. Kapal tersebut melayani shipment Intern Asia secara langsung dan longterm dengan rute secara langsung melayani rute dari Panjang ke Kaohsiung (Taiwan), Busan (Korea), dan Shanghai (Cina).
“Kedatangan kapal sepajang 261 M di Pelabuhan Panjang ini menunjukan semakin meningkatnya kemajuan Infrastrukur Pelabuhan di Lampung,” ujarnya.
Sementara Country Manager Sealand Joshua, seperti dikutip Antara mengatakan, Sealand berkembang di Pelabuhan Panjang sejak pertama kali memasuki pasar pada tahun 2009 (saat itu masih dikenal sebagai MCC). Pihaknya percaya bahwa layanan baru yang ditingkatkan menghubungkan Panjang secara langsung ke Cina, Korea Selatan dan Rusia akan memberikan pelanggan konektivitas baru, serta mendukung perdagangan internasional tidak hanya untuk Provinsi Lampung, tetapi juga bagian selatan Sumatera.
Layanan baru ini memiliki kapal terbesar yang yang sandar di Pelabuhan Panjang dan merupakan satu-satunya layanan yang secara langsung melayani rute dari Panjang ke Kaohsiung (Taiwan), Busan (Korea), dan Shanghai (Cina). Demikian juga dengan rute ini mampu membawa lebih banyak ekspor dari Provinsi Lampung dan dan Sumatera Bagian Selatan dengan peningkatan sekitar 167 persen dalam ruang kapal dan 46 persen peningkatan dalam kapasitas reefer dan pengurangan hingga 69 persen dalam waktu transit.
Meski begitu, kata David Sirait, pelabuhan Panjang tetap menjadi supporting untuk pelabuhan Tanjung Priok. (***)