Dalam rangka perayaan Ulang Tahun ke 24 PT Pelabuhan Indonesia II, perseroan banyak sekali menyelenggarakan kegiatan, salah satunya IPC Run 5K, bertempat di Ancol Jakarta Utara pada Minggu (4/12). Meski diguyur hujan kecil, namun Dirut PT Pelindo II Elvyn G. Masassya tetap bersemangat mengibarkan bendera tanda dimulainya lomba.
Usai mengikuti lari marathon yang diikuti ratusan peserta, dan kemudian beristirahat menunggu kedatangan Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menhub Budi Karya Sumadi, wartawan Ocean Week Ridwan Said berkesempatan berbincang dengan Elvyn G. Masassya seputar rencana pengembangan perseroan pada tahun 2017, maupun program-program Pelindo II lainnya. Apa saja yang diceritakan mantan Dirut BPJS itu, berikut petikannya.
Apa rencana Pelindo II pada 2017?
Ada beberapa hal yang akan dikembangkan, yakni pelabuhan baru maupun pelabuhan eksisting. Misalnya pengembangan pelabuhan Sorong, pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat, serta pengambil-alihan kerjasama pelabuhan yang selama ini dioperasikan Kemenhub.
Selain itu ada juga penjajagan kerjasama operasi untuk pelabuhan Bitung, serta pembangunan kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL).
Untuk CBL saat ini prosesnya tengah menanti persetujuan dari Kemenerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sebelum dilakukan pengerukan dan pelebaran daerah aliran sungai menjadi 50-100 meter, agar bisa dilalui tongkang pengangkut kontainer. Jalur kanal ini dibuat untuk mengurangi penggunaan truk angkutan dari pelabuhan ke kawasan industri yang selama ini menimbulkan kemacetan di jalan raya. Setiap tongkang mampu mengangkut 160 kontainer sekali jalan. Hal ini setara mengurangi antrean truk kontainer sepanjang 3 km di jalan raya.
Lalu?”
Ada pula emplementasi system IT baru, melanjutkan portent dengan INSW. Modernisasi IT, dan banyak lagi.
Bagaimana dengan rencana konsep holding Pelindo dengan BUMN Perkapalan, dan Kawasan Industri?
Jangan salah persepsi, Holding itu bukan merger seperti yang dibayangkan masyarakat. Semua perusahaan yang ada di dalam holding itu tetap pada porsi masing-masing. Itu hanya dalam rangka sinergi. Konsepnya bahwa dari semua perusahaan yang di-holding itu nantinya da board of Holding company-nya. Sekali lagi bukan merger ya. Mungkin karena miss komunikasi.
Jadi apa visi Pelindo kedepan?
Saya melakukan fine tuning dari visi. Fine tuning vision itu kita bikin lebih loud and clear. Visi sebelumnya bagus, tapi saya ingin visi ini menjadi destinasi. Saya sedang sederhanakan ekspektasinya Pelindo II akan menjadi pengelola pelabuhan world class yang excellence dalam operasional dan servis.
Dan end game dari vision itu adalah world class in the five coming years. Untuk sampai ke sana, tentu kita siapkan corporate map-nya. Tadi sudah saya sebutkan ada 5 tahapan. Lima tahapan ini kita siapkan dalam 2 fase. Fase pertama dari 2016-2018. Fase kedua, 2019-2020.
Di setiap fase itu, misalnya di 2016 ada quick win infrastructure. Maka di area komersial kita harus review bagaimana mekanisme business process-nya saat ini. Bagaimana cara kerja sama kita dengan pihak mitra. Di sisi operasionalnya, kita harus review bagaimana pola operasionalnya supaya lebih produktif, efektif dan sophisticated.
Di area keuangannya, bagaimana kita siapkan dana investasi yang cukup. Pengelolaan-pengelolaannya yang juga sophisticated, berbasis IT. Orangnya harus memiliki kompetensi dan sense of belonging terhadap perusahaan. Dibutuhkan penguatan culture. Karena culture itu kan soul. Soul itu roh, sehingga organisasi nggak kering, nggak cuma mikirin kerjaan saja. Tapi bagaimana suasana kerja jadi homey, nyaman dan punya hope untuk hidup yang lebih baik.
Itu sebabnya kita harus siapkan secara sistematis semuanya. Jadi di sini ada visi yang baru, corporate roadmap, culture, dan saya juga mencoba untuk menanamkan karakter bagi people di IPC.
Berapa anggaran investasi untuk itu?
Perseroan menyiapkan lebih kurang Rp 5 tiliun, dan semua dana internal.