Sekitar 800 unit mobil Toyota berbagai merk diekspor dan dikapalkan ke kapal Active Leader menuju ke sejumlah negara luar melalui terminal di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT).
“Hari ini Rabu, 8/3) ada sekitar 700-800 unit yang siap dikirim, ada Avanza, Fortuner, Agya, Innova, Vios, Sienta juga ada, yang akan diekspor,” kata Direktur Senior TMMIN, Edward Otto Kanter, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (8/3).
Menurut Edward, ada 600 sampai 800 unit tersebut akan dikirim menuju Singapura, juga ke 80 negara di Kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan Timur Tengah.
Dan di Singapura itu, timpal Direktur Utama IKT, Armen Amir, akan mengambil kendaraan lagi, kalau masih ada diangkut. “Waktu tempuhnya sekitar sehari lebih. Itu kan transit. Biasanya dari Jepang turun di situ, dan India juga turun di situ,” ujarnya.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono, melalui keterangan resminya menyebutkan Toyota Indonesia mencatatkan angka ekspor kendaraan utuh mencapai 15.400 unit pada Januari 2017. Naik 76 % dibandingkan year on year (yoy) di Januari 2016 yang hanya 8.800 unit.
Secara keseluruhan, Fortuner menjadi penyumbang terbesar ekspor sebanyak 5 ribu unit. Hasil ini juga memperpanjang tradisi Fortuner sebagai volume maker ekspor, yakni 29 persen dari total keseluruhan ekspor kendaraan utuh Toyota sepanjang 2016.
Kemudian kontributor ekspor ditunjang juga oleh 2.500 unit, disusul Kijang Innova sebanyak 1.100 unit. Sedangkan Sienta memberikan kontribusi sebesar 600 unit, dan model Yaris, Avanza, Rush, TownAce, serta Agya menyumbang kontribusi 6.200 unit.
“Kami berharap performa positif ekspor awal tahun ini dapat terus dipertahankan sehingga target peningkatan ekspor sebesar 10 persen pada 2017 dapat kami capai. Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan daya saing global produk kami agar dapat diterima di semakin banyak negara tujuan,” ujarnya.
Jika diakumulasi sejak 1987, Toyota telah mengirimkan 1.065.100 unit kendaraan utuh. Kesemua produk Toyota Indonesia sudah di kirim ke-80 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan Timur Tengah.
Selain itu, Toyota Indonesia juga mengekspor kendaraan setengah jadi atau Completely Knocked Down (CKD), komponen kendaraan, alat bantu produksi di proses pengepresan (dies), alat bantu produksi di proses pengelasan (jigs), serta mesin bensin dan ethanol utuh tipe TR yang digunakan untuk seri kendaraan IMV seperti Fortuner dan Kijang Innova, dan tipe NR untuk seri kendaraan penumpang seperti Vios, Yaris dan Sienta.
Sepanjang Januari 2017, Toyota telah mengekspor lebih dari 3.500 unit CKD dan lebih dari 8 juta buah komponen. Mesin utuh tipe TR berbahan bakar bensin diekspor sebanyak 2.400 unit dan mesin utuh tipe TR berbahan bakar ethanol diekspor sebanyak lebih dari 700 unit. Sedangkan untuk mesin utuh tipe NR berbahan bakar bensin diekspor sebanyak 6.700 unit dan mesin utuh tipe NR berbahan bakar ethanol dieskpor sebanyak 350 unit.
Toyota pun berencana untuk terus meningkatkan angka ekspor, terlebih sesuai dengan tujuan pemerintah yang ingin meningkatkan ekspor. Pabrikan dengan merek asal Jepang ini menjalankan berbagai strategi seperti pendalaman industri otomotif terutama industri komponen lokal, pembaruan serta perbaikan secara terus menerus pada kegiatan logistik di Toyota, serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Toyota juga akan berkolaborasi dengan pemasok guna menjaga kualitas produk. Langkah ini perlu dilakukan karena dalam industri otomotif, 70 persen komponen berasal dari pemasok dan 30 persen diproduksi mandiri.
“Dengan semakin berkembangnya kualitas produksi dari rantai pemasok, Toyota berharap peningkatan ekspor akan terus terjadi bukan hanya dalam bentuk kendaraan utuh melainkan juga dalam bentuk mesin dan komponen kendaraan,” kata Edward Otto Kanter. (***)