Tiga perusahaan pelayaran terbesar di dunia, MSC, Maersk dan Hapag-Lloyd, mengatakan menangguhkan pelayarannya melalui Laut Merah setelah adanya serangan pesawat tak berawak kelompok Houthi Yaman.
Kelompok Houthi yang didukung Iran, mengatakan mereka menargetkan pengiriman untuk menekan Israel yang berperang dengan pasukan Hamas yang menguasai Gaza.
Raksasa pelayaran Jerman Hapag-Lloyd mengatakan pihaknya menghentikan lalu lintas kapal kontainer Laut Merah setelah Houthi menyerang salah satu kapalnya.
Perusahaan pelayaran raksasa Maersk dari Denmark, mengatakan telah menginstruksikan semua kapal Maersk di wilayah yang akan melewati Selat Bab al-Mandab untuk menghentikan perjalanan mereka sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Maersk mengatakan hal ini menyusul “insiden yang nyaris terjadi ketika pasukan Houthi menabrak kapal Hapag-Lloyd.
Seorang pejabat pertahanan AS mengidentifikasi kapal tersebut sebagai kapal Al-Jasrah berbobot 14.500 TEU yang berbendera Liberia.
Juru bicara Hapag-Lloyd mengatakan telah terjadi serangan terhadap salah satu kapalnya saat dalam perjalanan dari Piraeus menuju Singapura.
Tidak ada korban jiwa dan kapal terus melanjutkan perjalanannya.
Pada hari yang sama saat unjuk rasa pro-Palestina di ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi, Sanaa, mengatakan mereka menyerang dua kapal lain di daerah tersebut.
“Kapal kontainer MSC Palatium dan MSC Alanya menjadi sasaran dua rudal angkatan laut saat mereka menuju entitas Israel,” kata juru bicara militer Houthi Yahya Saree dalam siaran di saluran televisi.
Kelompok Houthi mengatakan, dalam serangan sebelumnya, kapal Maersk Gibraltar ditargetkan dengan drone dan serangannya langsung.
Menurut seorang pejabat AS, rudal tersebut meleset. Militer AS mengatakan pihaknya menembak jatuh 14 drone di Laut Merah yang diluncurkan dari wilayah Houthi dengan kapal induk komersial.
Swiss-Italian Mediterranean Shipping Co (MSC), maskapai pelayaran terbesar di dunia dan maskapai nomor 3, raksasa pelayaran Prancis CMA CGM mengatakan mereka tidak akan mengirim kapal mereka melalui Laut Merah.
Drone udara tak berawak itu ditembak jatuh tanpa menimbulkan kerusakan pada kapal di daerah tersebut atau dilaporkan adanya korban luka, kata Komando Pusat AS dalam sebuah postingan di X.
Drone tersebut ditembak jatuh oleh kapal perusak berpeluru kendali USS Carney pada Sabtu pagi lalu.
Angkatan Laut Kerajaan juga berhasil menghalau dugaan serangan pesawat tak berawak. Kapal-kapal MSC mengatakan tidak akan transit di Terusan Suez dan beberapa layanan akan mengambil rute Tanjung sebagai gantinya. (**/scn)