PT Pelindo III ingin menjadikan Tanjung Perak sebagai pelabuhan trashipment domestik, karena sekitar 72 jalur pelayaran petikemas domestik masuk ke Tanjung Perak. Hal itu juga dalam rangka untuk menurunkan cost logistik. Makanya, perusahaan BUMN ini berencana akan memberlakukan tarif khusus untuk iaya handling penanganan transhipment.
“Besaran tarifnya masih dirumuskan oleh tim internal kami, dalam waktu dekat pasti akan diumumkan. Itu berlaku untuk penanganan antar terminal di Pelabuhan Tanjung Perak. Sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh para pengguna jasa,” kata Dirut PT Pelindo III Doso Agug, dalam keterangannya, Rabu (9/01).
Mantan Dirut Pelindo IV ini menyatakan bahwa Pelabuhan Tanjung Perak sangat strategis sebagai penghubung wilayah barat dan timur Indonesia. “Dengan pemberlakuan tarif khusus ini diharapkan mampu menurunkan biaya pengiriman barang dan daya saing logistik di wilayah timur Indonesia,” ujarnya.
Menurut Doso, besaran tarif khusus itu masih proses finalisasi. “Sekarang ini, Tanjung Perak menangani 72 jalur pelayaran peti kemas domestik. Itu menunjukkan Pelabuhan ini memiliki peran sangat penting dalam distribusi logistik ke berbagai wilayah Indonesia. Artinya biaya penanganan muatan di Pelabuhan Tanjung Perak sedikit banyak akan berpengaruh pada biaya logistik,” kata Doso.
Sementara itu, Saut Gurning, pakar maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, menilai pemberlakukan tarif khusus merupakan usaha positif dari Pelindo III.
Menurut Gurning, usaha ini dapat memberikan optimisme baru bagi pelaku usaha peti kemas untuk tetap eksis mendukung geliat logistik maritim nasional. “Rencana efisiensi biaya penanganan kontainer tersebut jelas akan memberikan dampak menguatnya preferensi pemilik barang dan pelayaran terhadap sejumlah terminal kontainer di Tanjung Perak. Sebagai opsi menarik untuk lokasi alih muat atau transhipment kontainer domestik Indonesia,” ungkap Gurning. (***)