Pelindo II seharusnya mampu menjadikan Sunda Kelapa sebagai ‘icon’ pelabuhan Haritage dimasa depan, karena pelabuhan ini memang unik, sehingga turis mancanegara maupun domestic tertarik datang untuk melihat dan menikmati keunikan di pelabuhan tertua di Jakarta ini.
Siang tadi (Rabu, 1 Maret) 2017, ketika Ocean Week mencoba menyambangi pelabuhan Sunda Kelapa, memperoleh gambaran bahwa pengelola pelabuhan ini (PT Pelindo II Sunda Kelapa) sedang melakukan penataan dan pengembangan pelabuhan.
Pembangunan lapangan penumpukan petikemas seluas kurang lebih 3 hektar sedang dilaksanakan. Rencana pembangunan Perkantoran pemerintah terkait kepelabuhanan pun akan disiapkan tak jauh dari kantor Pelindo Sunda Kelapa.
Hari itu, udara sangat panas. Terik matahari begitu menyengat sekujur badan. Begitu memasuki pintu gerbang pelabuhan, sudah tampak perahu-perahu kayu rakyat berjejer sedang sandar untuk membongkar muat barang muatannya. Ratusan buruh panggul berlalu lalang. Mereka terlihat sigap mengangkat barang-barang dari kapal ke truk-truk yang sudah menunggu diisi muatan.
Tak tampak satupun turis asing di pelabuhan, tidak seperti hari-hari libur atau di hari Minggu. Siang itu Sunda Kelapa sungguh sepi dari turis. Hanya puluhan kapal rakyat (Pelra) yang berjajar rapi mewarnai dermaga.
Sunda Kelapa sebagai pelabuhan heritage menjadi focus pengembangn PT Pelindo II dimasa mendatang. Direktur Usaha PT Pelindo II Saptono Rahayu Irianto kepada Ocean Week membenarkan kalau Sunda Kelapa menjadi pelabuhan yang akan dikembangkan perseroan untuk heritage, namun tetap tidak meninggalkan unsur bisnis. “Pelindo memfokuskan pelabuhan Sunda Kelapa untuk pelabuhan heritage, namun pengembangan rencana itu belum pada tahun 2017 ini,” ujarnya.
Sebab, di pelabuhan inipun ada kegiatan kapal-kapal bermuatan container antar pulau. Bahkan, menurut General Manager PT Pelindo Sunda Kelapa, Yuli Tarigan, pada tahun 2016, Sunda Kelapa menangani sebanyak 60 Ribu TEUs. “Makanya tahun 2017 kami mentarget sekitar 62.000 TEUs. Kami optimis dapat tercapai,” katanya kepada Ocean Week, di Kantornya, Rabu (1/3).
Mengingat kebutuhan untuk kegiatan container terus meningkat, perseroan tengah melakukan penambahan lapangan petikemas. “Sekarang sedang dilakukan peninggian lapangan petikemas. Lalu pembangunan perkantoran, antara lain untuk kepolisian dan kantor Pelra. Selain itu juga akses jalan lini 2,” ujarnya.
Semua pekerjaan itu, ungkap Tarigan, ditarget selesai pada tahun 2017. Diharapkan, begitu semua proyek-proyek itu rampung, Sunda Kelapa sudah benar-benar berubah. Pelabuhan ini, bukan hanya melayani kegiatan kapal-kapal container dan general kargo, namun juga mampu menyedot turis, karena pelabuhan ini benar-benar bersejarah. (***)