Indonesia dan China sepakat menjadikan Kuala Tanjung bagian dari proyek jalur Sutra China. Hal itu ditandai dengan ditekennya kesepakatan tersebut oleh Deputi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin dan Wakil Menteri Bappenas China, Ning Jizhe di sela-sela Belt and Road Forum di Beijing, China, disaksikan juga oleh Menko Kemaritiman, Luhut Pandjaitan.
“Kita manfaatkan network China untuk meningkatkan performa Kuala Tanjung ini. Mereka bersedia memanfaatkan network mereka untuk menggunakan jasa pelabuhan Kuala Tanjung,” kata Menko Maritim Luhut Panjaitan melalui keterangan tertulisnya.
Luhut berharap, dengan berbagai proyek infrastruktur dibangun, ekonomi Sumatera Utara (Sumut) bisa cepat tumbuh. “Presiden Jokowi, juga sudah memerintahkan agar tol dari Siantar ke Danau Toba bisa rampung pada 2021,” ujarnya.

Menurut Luhut, Sumatera Utara menjadi satu dari empat koridor yang ditawarkan Indonesia untuk masuk dalam skema one belt one road (OBOR), selain Sulawesi Utara, Kalimantan Utara, dan Bali. Selain Kuala Tanjung, dua proyek yang akan ikut jalur sutra China dalam waktu dekat yaitu Kawasan Industri Sei Mangke dan Bandara Kualanamu.
Empat koridor ini dipilih, ujar Luhut, karena angka kemiskinan di empat provinsi dengan populasi 30 juta ini ada di kisaran 7-9 persen, kecuali Bali. Oleh karena itu, proyek yang dibangun di empat koridor ini harus membuka lapangan kerja yang banyak.
Asia hingga Eropa
Seperti diketahui bahwa China menghidupkan kembali program Jalur Sutra melalui program One Belt One Road (OBOR). Program ini menawarkan kepada berbagai negara yang menghubugkan Asia hingga Eropa untuk dibangun infrastruktur serta jaringan perdagangan.
Jalur Sutra Baru ini bisa melipatgandakan nilai perdagangan dengan multiplier effect berupa peningkatan penerimaan pajak sebesar US$ 1,1 miliar dan penambahan lapangan kerja lokal sebanyak 180.000 orang.
“China akan membangun kemitraan bisnis yang saling menguntungkan dengan negara-negara yang berpartisipasi dalam inisiatif Jalur Sutra Baru,” kata Presiden China Xi Jinping.
Pemerintah China telah siap menggelontorkan dana hingga Rp 1.649 triliun untuk mewujudkan program itu. Harapannya, dengan adanya program tersebut China dan negara di Jalur Sutera bisa saling memperoleh keuntungan.
Pemerintah China juga sudah pernah mengundang puluhan kepala dunia untuk bisa bergabung dalam proyek tersebut.
Ide program ini didasari kegiatan perdagangan masa lampau China yang sukses. Saat itu, perdagangan China membentang sampai Eropa dan Afrika melalui jalur darat. (***)