Perusahaan pengapalan peti kemas asal Jerman Hapag-Lloyd mengatakan, laba bersih dalam sembilan bulan lebih dari dua kali lipat berkat tarif angkutan yang lebih tinggi dan perusahaan juga bertahan dengan pedoman setahun penuh meskipun apa yang dikatakannya adalah pasar yang lebih tenang.
Dikutip dari Reuters, bahwa gangguan pada rantai pasokan global, yang awalnya disebabkan oleh pandemi virus corona, telah mengakibatkan waktu penyelesaian yang lebih lama untuk kapal dan peti kemas, sehingga mendorong kenaikan tarif.
Tetapi pada akhir kuartal ketiga, permintaan yang lebih lemah untuk transportasi peti kemas mulai terlihat, kata kepala eksekutif Rolf Habben Jansen dalam sebuah pernyataan.
“Hal ini terbukti, misalnya, dalam penurunan kurs spot dan kenaikan biaya unit terkait inflasi,” katanya Jansen yang juga mencatat bahwa ada sedikit pengurangan dalam kekurangan kapasitas pengiriman yang tersedia yang seharusnya membantu normalisasi rantai pasokan global.
Laba bersih mencapai EUR13,8 miliar (US$13,8 miliar) untuk sembilan bulan pertama tahun 2022, naik dari EUR5,6 miliar pada periode tahun sebelumnya.
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) melonjak 129 persen menjadi EUR15,6 miliar selama periode sembilan bulan dan diperkirakan antara EUR18,2 miliar dan EUR20,1 miliar untuk setahun penuh.
Perusahaan pengapalan peti kemas nomor lima dunia itu mengatakan mendapat keuntungan dari tarif angkutan rata-rata US$2.938 per TEU, naik 62 persen dari tahun sebelumnya.
Tetapi rata-rata kenaikan 67 persen harga bahan bakar pengiriman menjadi $755 telah mengakibatkan biaya yang lebih tinggi.
Prospek pengiriman peti kemas, penentu tren ekonomi global, telah memburuk karena ekonomi di seluruh dunia bergulat dengan inflasi yang melonjak tajam dan krisis biaya hidup setelah invasi Rusia ke Ukraina.
“Neraca kami yang kuat akan membantu kami untuk tetap berada di jalur yang tepat bahkan di perairan yang sulit,” kata Mr Jansen, sembari menambahkan perusahaan akan terus fokus pada investasi infrastruktur terminal pelabuhan.
Saingan yang lebih besar, Maersk, memperingatkan perlambatan permintaan untuk sektor transportasi dan logistik pekan lalu dan memangkas perkiraan permintaan peti kemas tahun ini, meski mengalahkan ekspektasi pendapatan kuartal ketiga. (**/scn)