Badan Usaha Pelabuhan BP Batam membukukan kinerja positif sepanjang Tahun 2023. Selain jumlah penumpang yang mengalami pertumbuhan, arus peti kemas (Throughput) di Pelabuhan Batam juga meningkat sebesar 8 persen dibandingkan realisasi tahun 2022 yang tercatat 577.161 TEUs.
Sementara untuk kunjungan kapal (kapal barang dan penumpang) tahun 2023 mencapai 93.262 call, atau naik 30% dibandingkan tahun 2022 yang tercatat 71.668 call.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi menyampaikan hal itu dalam keterangan tertulisnya yang diterima Ocean Week, Kamis (18/1). “Peningkatan itu karena adanya kepercayaan masyarakat atau pengguna jasa atas layanan yang kami berikan semakin bagus dan membuat mereka nyaman,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, mengatakan bahwa realisasi arus peti kemas Pelabuhan Batam Tahun 2023 mencapai 624 Ribu TEUs dengan rincian, peti kemas domestik sebesar 167 Ribu TEUs dan peti kemas ekspor-impor mencapai 457 Ribu TEUs.
“Arus peti kemas domestik dan internasional mengalami peningkatan sebesar 8 persen, ini menunjukkan tren kepercayaan dan kepuasan pengguna jasa yang meningkat dengan adanya pengembangan infrastruktur dan suprastruktur Pelabuhan di era kepemimpinan Kepala BP Batam, Bapak Muhammad Rudi,” ujar Ariastuty dalam keterangan resminya, di Batam.
Dari total jumlah arus peti kemas tersebut, 84 persen atau 522 Ribu TEUs diantaranya berasal dari Terminal Batu Ampar yang sejak 1 November 2023 telah resmi dioperasikan oleh PT Persero Batam.
Menurut Ariastuty, jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan rencana pengembangan Terminal Peti Kemas Batu Ampar dengan nilai investasi sebesar Rp 3.8 Triliun.
“Pengembangan Terminal Peti Kemas Batu Ampar merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur yang dicanangkan Kepala BP Batam,” ungkapnya.
Ariastuty juga menyampaikan, sejak pengoperasian Terminal Peti Kemas Batu Ampar pada 1 November 2023 lalu, ada perubahan drastis waktu sandar kapal (berthing time) sebesar 50 persen dari semula 48-60 jam kini menjadi 27-30 jam.
Hal itu disebabkan produktivitas bongkar muat peti kemas yang meningkat dengan adanya pengoperasian Ship to Ship (STS) Crane dan Harbor Mobile Crane (HMC) yang semula hanya 8-10 box per jam menjadi 40-50 box per jam.
Terminal Peti Kemas Batu Ampar pun kini telah menggunakan sistem operasi B-TOS guna menunjang pelayanan yang terintegrasi.
“Pengembangan akan terus dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Batam sebagai pintu gerbang perdagangan domestik dan internasional serta demi menjadikan Batam berdaya saing sebagai kota tujuan investasi,” katanya.
Seperti diketahui bahwa pengelolaan terminal petikemas Batu Ampar sempat diributkan oleh APBMI.
APBMI hanya minta supaya para PBM yang selama ini bekerja disini masih diberikan kesempatan untuk bekerja di terminal ini. (**)