Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan sector jasa memberi kontribusi cukup tinggi terhadap PDB yakni sekitar 51,9%. Sektor jasa tersebut tumbuh relative tinggi dan stabil dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Sri Mulyani, top pertumbuhan rata-rata sector, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, dan transportasi serta pergudangan.
Namun, ujar Menkeu, meski ekonomi tumbuh, disparitas antar daerah masih lebar. Sumatera 19,4% terhadap PDB, Jawa 57,0%, Kalimantan 5,7%, Sulawesi 3,4 %, Bali dan Nusa 1,8%, serta Papua 1,5%.
Sri Mulyani usai memberikan kuliah umum di Universitas Udayana, Jimbaran, Jumat (20/1) mengemukakan akan memantau kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh Presiden AS terpilih Donald Trump yang pada pekan ini akan dilantik di negaranya.
Indonesia, ucapnya memiliki banyak pilihan market yang lain, dan kerjasama positif negara lain untuk mengantisipasi kebijakan yang akan diterapkan oleh Trump.
“Nanti akan dilihat, tapi secara umum Indonesia punya banyak pilihan market-market yang lain juga, dan tentu kerjasama secara positif dari sisi prospek perekonomian disana akan kami perhatikan sebagai salah satu faktor yang bisa pengaruhi Indonesia,” ungkapnya.
Sri Mulyani menilai jika nantinya Trump akan mengambil kebijakan fiskal untuk mendorong APBNnya sebagai motor infrastruktur, maka ekonomi AS diprediksi akan tumbuh lebih kuat lagi. Selain itu, kemungkinan berbagai macam permintaan barang dan jasa akan meningkat dan hal itu memberi dampak positif untuk Indonesia.
Namun apabila Trump, melakukan upaya prokteksionisme yang kemudian menutup pasarnya maka ini perlu diwaspadai Indonesia. “Kami tentu akan terus mengikuti apa-apa kebijakan yang pada akhirnya akan dilakukan. Kalau selama ini masih dalam suasana baru wacana, sekarang resmi presiden (jadi) nanti akan terlihat apakah kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan,” kata Menkeu. (**)