Kantor Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok menggelar media luncheon bertema Digitalisasi Sistem Informasi di Pelabuhan dan Program Kerja Kantor OP Tanjung Priok tahun 2022.
Kegiatan yang berlangsung di Swiss Belinn Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (8/12) ini resmi dibuka oleh Kepala OP Tanjung Priok Capt. Wisnu Handoko.
Hadir pada kesempatan ini, selain para kuli tinta yang tergabung dalam Forwami, juga para pejabat di lingkup kantor OP.
Capt. Wisnu di kesempatan ini lebih banyak bercerita mengenai kinerja di pelabuhan, terutama di terminal petikemas maupun non petikemas.
Misalnya arus petikemas tahun 2018 tercapai 6,7 juta TEUs, menurun menjadi 5,9 juta TEUs tahun 2019, dan kembali naik di 2020 sebesar 6,2 juta TEUs.
Untuk arus non petikemas tahun 2018 tercatat 22,1 juta ton, 2019 ada 13,2 juta ton, dan 2020 tercapai 10,74 juta ton.
Sedangkan arus kapal pada 2019 tercatat 13.848 call terdiri dari 3.718 ocean going dan inter island 10.130 call. Untuk tahun 2020 tercatat 13.925 call terdiri 3.415 ocean going dan inter island 10.510 call. Sementara tahun 2021 hingga Oktober tercatat 12.240 call, terdiri ocean going 2.867 dan 9.373 inter island.
Menjawab mengenai kemacetan di Priok pada Rabu pagi ini, Wisnu menyatakan bahwa hal itu disebabkan antara lain karena adanya pengetatan (PPKM) dalam rangka mencegah penyebaran covid, serta adanya delay kapal.
“Juga karena dalam rangka Natal dan Tahun Baru (Nataru). Tapi kegiatan di terminal petikemas di pelabuhan Priok tetap berjalan normal,” kata Wisnu Handoko.
Menurut dia, kemacetan yang masih sering terjadi di Priok akan bisa diatasi melalui sistem digitalisasi.
“Per hari ini (Rabu,8/12) truk yang sudah STID tercatat 927 unit truk,” ungkapnya.
Selain diatas, Wisnu pun menceritakan mengenai bagaimana mewujudkan green port Tanjung Priok, bagaimana penanganan limbah kapal terpadu, juga rencana-rencana lain untuk kinerja OP Priok tahun 2022. (***)