Sekjen Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Akbar Johan menegaskan bahwa program Kemenhub mengulirkan layanan Ro-Ro Jakarta-Surabaya perlu didukung. Namun, potensi program tersebut tidak akan membawa hasil maksimal jika ongkos/tariff antara darat dan laut masih tetap sama.
“Program Tol Laut lewat layaan Ro-Ro itu mestinya dapat menjadi solusi, bukan malah sebaliknya. Sebab kalau dengan Ro-Ro bukannya menekan biaya logistic nasional, tapi malah menjadi lebih mahal, percuma saja,” kata Akbar menjawab pertanyaan Ocean Week melalui whatsApp-nya, Selasa (14/3) pagi.
Apalagi, ujarnya, kalau operator kapal Ro-Ro itu adalah perusahaan BUMN (ASDP-red), seharusnya dapat memanfaatkan alokasi subsidi pemerintah sebagai driver dan bukti kehadiran Negara disini.
“Jika operatornya swasta, pemerintah layak memberikan subsidi seperti yang diberikan kepada Pelni. Karena ini good willing dari swasta, jadi pemerintah mesti berikan reward lebih dari BUMN,” ungkap Akbar.
Subsidi yang dimaksudkan oleh owner Raja Pindah ini, antara lain memberikan keringanan biaya-biaya port handling, bebaskan Bea Masuk import kapalnya beserta spare partnya, termasuk pemeliharaannya.
“Jadi effect dominonya terus bergulir untuk pembangunan industry dan usaha perkapalan secara keseluruhan, sehingga cita-cita tol laut tidak berhenti hanya di slogan dan stop BUMN/Pelni semata,” ujarnya lagi.
Akbar menyarankan supaya pemerintah tidak lagi membuang-buang uang subsidi Negara kepada perusahaan yang sudah ‘sakit’ kritis dan menahun seperti Pelni. “Jangan pemerintah membuat seperti Merpati-merpati baru di Republik ini. Menneg BUMN (Rini Soemarno-red) harus diingatkan, jangan hanya sibuk membuat anak perusahaan, padahal indusknya saja sakit (Pelni),” kritik Akbar cukup pedas.
Ketua ABUPI Aulia Febri kepada Ocean Week pernah mengatakan solusi untuk Ro-Ro Jakarta-Surabaya bisa saja dilakukan, bukan lewat pelabuhan Priok yang sudah padat, melainkan menggunakan dermaga di Marunda.
“Karena untuk angkutan barang yang truknya juga ikut diangkut ke kapal perlu ketepatan jadwal, tidak menunggu lama, dan taka da banyak biaya-biaya di pelabuhan,” ujarnya.
Seperti diketahui bahwa program ini diharapkan dapat dilaksanakan sebelum Lebaran tahun 2017 mendatang. “Diharapkan April sudah dapat dilaksanakan,” kata Menhub Budi Karya Sumadi kepada pers.
Penasihat DPP INSA Lukman Ladjoni juga pernah mengungkapkan, jika swasta mesti harus bersaing dengan perusahaan BUMN yang memperoleh subsidi, pasti tidak akan kuat. “Mestinya pemerintah harus adil, kalau pada rute yang sama, kapal BUMN dapat subsidi, swasta pun wajib diberikan subsidi, namun jika tidak, dua-duanya ya tak perlu ada subsidi, sehingga mekanisme pasar yang dipakai,” ucapnya.
Namun, bagaimanapun juga, kata Ketua Umum ALFI Yuki Nugrahawan Hanafi, program Ro-Ro Jakarta-Surabaya ini perlu didukung. Karena ini bagian dari multimoda transport. “Nanti dalam perjalannya baru kita lihat dan evaluasi, apakah perlu ada prilaku khusus atau tidak,” ungkapnya kepada Ocean Week, kemarin. (**)