Tiga hari pelaksanaan system inaportnet di pelabuhan Tanjung Priok masih menyisakan masalah bagi pelayaran. Akibatnya, puluhan kapal Rabu (16/11) terpaksa menunggu di luar dam karena belum system inaportnet belum dapat sepenuhnya diimplementasikan secara operasional.
Roni dari Pelayaran Tempuran Emas menyatakan bahwa 5 kapalnya dari Selasa (15/11) kemarin sampai Rabu (16/11) siang ini baru satu kapal yang sudah terlayani dengan system PCS (port community system), bukan system inaportnet. “Makanya biar kapal tidak delay terlalu lama, kami membuat surat keterangan ke Otoritas Pelabuhan agar kapal dapat segera sandar,” katanya per telpon kepada Ocean Week, Rabu pagi.
Dia mengaku tidak tahu kenapa system inaportnet tidak merespon system pelayarannya. Padahal semua data sudah teregister kedalam system inaportnet. “Dari Selasa kemarin sampai sekarang (Rabu 16/11) baru satu kapal yang bias, itupun pakai system lama, yang empat kapal lagi masih terus kami upayakan,” ujarnya.
Keluhan serupa juga diceritakan agen principle CNOOC melalui sub agent PT APOL. Mereka menyayangkan bahwa system inaportnet belum dapat mensupport untuk menerbitkan surat persetujuan berlayar (SIB) Rabu (16/11) pagi ini. “Saat permohonan PPKB belum mendapat respon/penetapan oleh PT Pelindo sehingga menimbulkan efek domino terhadap pembayaran labuh tambat dan persetujuan masuk (SPM) serta penerbitan SIB oleh Syahbandar. Hal itu disebabkan in charge otoritas pelabuhan (OP) belum bias terhubung sampai saat ini sehingga keputusan/solusi belum diperoleh,” katanya.
Di tempat terpisah Hadi Santoso dari Pelayaran Karana Line juga menyatakan hal serupa. “Inaportnet tidak sesuai dengan kebutuhan dalam pelayanan kapal dan barang untuk angkutan luar negeri,” ujarnya.
Hambatan-hambatannya karena format isian yang tidak dijelaskan dan kurangnya dukungan informasi dari petugas. “Sehingga kami merasa banyak waktu terbuang hanya karena urusan inaportnet. Seharusnya online inaportnet system memudahkan pengguna jasa dalam memproses, bukan sebaliknya,” ungkapnya prihatin.
Hadi memisalkan kapal MV Glorius Fuji yang tengah diurusnya seperti PPK No, PKK LN IDJKT 1611.000077 disetujui, namun SPM direvisi. Sampai sekarang mulai dari siang kemarin belum juga ada jawaban. “Jadi bagaimana ini,” tanyanya.
Sementara itu Capt. Suwardi dari Pelayaran Meratus mengatakan, permasalahan yang muncul ini disebabkan para pelayaran itu banyak yang tidak mengikuti mulai dari sosialisasi sampai implementasi inaportnet system. “Yang ikut dari awal saja masih belum 100% berhasil, apalagi yang baru,” ucapnya tadi pagi.
Menurut dia, kemungkinan terhambatnya ini dikarenakan belum terbiasanya dengan system baru tersebut, akibatnya system menolak, mengingat datanya kurang cocok.
Nyoman Gede Seputra, Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Tanjung Priok saat dikonfirmasi mengungkapkan, system inaportnet ini sebenarnya sudah cukup lama disosialisasikan. Bahkan pihaknya juga sudah melakukan uji coba terhaap sepuluh perusahaan pelayaran dan PBM. “Uji coba yang dilakukan cukup lama, dan berjalan bagus,” katanya kepada Ocean Week per telpon, siang ini.
Nyoman mengakui jika pelayaran belum teregister ke system inaportnet, pasti tidak dapat terlayani, karena system secara otomatis menolak. Karena itu, bagi pelayaran yang belum bias, Nyoman menyatakan, pihaknya siap melakukan pendampingan. “Kami siapkan 20 tenaga IT pendamping, dan 24 jam,” ujarnya.
Kata mantan OP Makassar tersebut, inaportnet di Priok merupakan system baru, jadi perlu proses.
Sedangkan Humas PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) Kiki Hidmat mengaku, pihaknya hanya menentukan kapal sandar, tapi setelah semua proses awal permohonan penyandaran kapal melalui inaportnet system sudah rampung. “Kami baru dapat menentukan sandar kapal dimana kapal itu disandarkan setelah semua dokumen yang diurus lewat inaportnet selesai,” ungkap Kiki.
“Istilahnya sekarang ini kami hanya kebagian menangani buntutnya,” ujarnya.
Ocean Week yang melakukan investigasi ke Kantor OP Priok Selasa (15/11) dimana proses pelaksanaan sisten inaportnet berlangsung, cukup ramai oleh petugas pelayaran yang ingin mengetahui proses urusan system tersebut.
Tampak, para petugas pendamping untuk system itu cukup sabar memberitahukan kepada para petugas pelayaran yang datang. (***)