Kantor Syahbandar Utama Pelabuhan Tanjung Priok akan mengundang para pemilik kapal dari 39 kapal mati (rusak) yang ada di dalam maupun di luar dam pelabuhan Tanjung Priok.
Dikhawatirkan, jika kapal-kapal itu dibiarkan, kedepan akan mengganggu keselamatan pelayaran di pelabuhan tersibuk di Indonesia ini.
“Kami akan panggil mereka (para pemilik kapal) secepatnya, karena kapal-kapal itu kedepan dapat mengganggu pelayaran,” kata H. Marwansyah, Kepala Syahbandar Utama Pelabuhan Tanjung Priok, kepada Ocean Week, di sela-sela patroli untuk melihat langsung keadaan kapal-kapal yang mati di dalam maupun di luar dam pelabuhan, Kamis (16/3) pagi.
Marwansyah yang didampingi Mukhlis, Kabid Penjagaan Patroli dan Penyidik mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah melakukan inventarisasi terhadap ke-39 kapal tersebut.
Namun, sampai sekarang belum diketahui siapa pemilik sebenarnya. “Kapal-kapal itu sudah tidak lagi dijaga, dibiarkan begitu saja, nanti kalau ada kehilangan ribut. Makanya kami mau undang mereka, agar nasib kepal-kapal itu jelas, apakah mau dibesi tuakan atau diapakan, tapi sudah ada kejelasan. Sekarang kami ingin mengetahui fisik kapal-kapal itu,” ungkapnya.
Menurut Marwansyah, pada hari Senin (13/3), pihaknya sudah mengundang para perwakilan pelayaran melalui DPC INSA Priok, dan sudah membahas mengenai hal itu. “Makanya sekarang kami ingin melihat langsung sejauhmana kondisi dan keadaan kapal-kapal itu,” ujarnya lagi.
Patroli yang berlangsung sekitar satu setengah jam (dari jam 10.30 – 12.00) itu menggunakan KN 488. Kapal berangkat dengan menyisir mulai pelabuhan (dermaga) tak jauh dari dermaga 009 hingga dermaga NPCT1.
Pagi menjelang siang hari Kamis ini, awan diatas pelabuhan Tanjung Priok terasa menyengat di badan. Namun demikian, para petugas patrol itu tetap bersemangat dan terlihat ceria. Mungkin karena sudah menjadi rutinitasnya, sehingga terik matahari dan lebatnya hujan tak lagi menjadi rintangan dalam menjalankan tuganya.
Di dalam perjalanan patroli, tampak puluhan kapal bermuatan container, bulk cargo maupun general cargo berjajan sedang menunggu sandar.
Kapal mati pertama yang kemudian didekati oleh awak patroli adalah KM Sweet Istambul. Kondisinya sudah miring, padahal, kata Marwansyah, dua minggu lalu kondisi kapal itu masih normal. Tetapi, jika kapal ini tidak segera diatasi, bisa saja pada bulan-bulan mendatang sudah tenggelam.
Dari KM Sweet Istambul Belawan, kapal patroli mengarah ke KM Samratulangi PB 1600. Kondisi kapal milik BUMN Djakarta Lloyd itu pun sangat memprihatinkan. Mungkin jika tali pengikatnya putus, kapal dapat langsung tenggelam.
Ocean Week yang mengikuti patroli dan melihat langsung kondisi kapal-kapal mati itu, hanya bisa geleng-geleng kepala. Lalu muncul pertayaan, kenapa para pemiliknya membiarkan kapalnya jadi ‘besi tua’ di pelabuhan Priok.
Marwansyah menambahkan, setelah teridentifikasi kapal-kapal tersebut, langkah yang akan dilakukannya yakni dengan mengundang/menyurati para pemilik, kemudian membicarakannya atau memusyawarahkan dengan mereka untuk mencari solusi.
“Setelah ada kesepakatan, kapal-kapal itu akan dilokalisasi, dilakukan pergeseran di suatu tempat di wilayah DLKP Priok, namun untuk itu kan perlu biaya, makanya dibicarakan juga dengan mereka mengenai hal itu,” ucap Marwansyah yang juga didampingi Kasi Penjagaan Patroli dan Penyidik, Indang Noerkajati dan Sitinjak.
39 Kapal
Tiga puluh Sembilan kapal mati itu terdiri atas 24 unit berada di dalam dam pelabuhan yakni TB Rajawali yang diageni PT Jasman Indo, turun dock sejak 23/7/2013. Lalu TB Samudera Perkasa diageni pelayaran PT Arung Samudera, docking sejak 7/1/2012. Menyususl TB Bari diageni pelayaran Sumatera Wahana Perkasa, docking sejak 2010.
TB Red Fish, TB Star Fish, TB Quen Fish, TB Dekor Bumi, SV Fredom Wave, TB Rapm, yang semuanya diageni pelayaran PT Karya Sentosa Tatajaya, sudah tidak ada kegiatan.
Ada satu kapal FC Badak Laut di PT DKB I bahkan sudah tenggelam di dermaga. Kapal TK Petro Niaga diageni PT Korino Alam Mulya docking sejak 2015. Kemudian kapal TB Majuan diageni pelayaran Masittah Latief docking dari 2016.
Kapal SPOB Gen Maxima docking sejak 2015 diageni pelayaran PT Den Samudera, TK DMB 88, TK Penta Perkasa, KM Sea Dragon Star, TK Agung II, MT Abbas 08, CB Ocean Tiger, SV Trovic Rion, KM Burung Laut 107, TB Tridaya Baruna 16, TB Samudera Perkasa, dan TB Cendrawasih. Semua kapal itu docking ada yang dari 2008, dan terakhir di 2017.
Sementara itu, kapal-kapal mati/rusak yang ada di luar dam pelabuhan ada 15 unit, yaitu KM Layar Sentosa, KM CTP Charlie, KM CTP Java, KM Biru Perkasa I, KM Baruna Budi, KM Salam Mas, KM Samratulangi PB 1600, KM Samuel, KM Caraka Jaya Niaga III-40, KM Caraka Jaya Niaga III-37, KM Ganda Dewata, KM Jatiwangi PB 400, KM Mandala 52, KM Mandala 51, dan KM Sweet Istambul.
Selain kapal-kapal itu, Ocean Week sempat melihat beberapa kapal bunker minyak yang juga ‘nongkrong’ di sekitar dermaga NPCT1, sehingga terkesan sedikit mengganggu jika ada kapal yang akan beraktivitas di terminal itu.
Harapan Kantor Syahbandar, supaya pemilik kapal segera bersedia merawat kapal-kapal mereka itu. (***)