Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti meminta kepada PT Pelindo II sebagai pengelola pelabuhan Pulau Baai memperbaiki kualitas pelabuhan. Sebab, pelabuhan Pulau Baai merupakan salah-satu diantara pelabuhan yang akan menjadi tol laut Indonesia. Untuk itu, perlu sinergisi dengan pihak dinas terkait dalam mengelolanya.
“Saya minta kualitas pelabuhan terus ditingkatkan dan bekerja sinergi bersama dengan Dinas terkait, misalnya, Dinas Perhubungan dan Dinas ESDM yang mengatur pertambangan yang memanfaatkan laut sebagai alur transportasinya,” kata Gubernur kepada pers, di Bengkulu, Senin (1/5).
Ridwan Mukti memerintahkan, Pelindo segera mempersiapkan diri dan meningkatkan kualitasnya untuk menuju sebagai pelabuhan internasional. “Kita jadikan Bengkulu menjadi persinggahan laut internasional, tetapi tingkatkan dulu kualitas pelabuhannya,” ucapnya.
Sementara itu, Drajat Sulistyo, General Manager Pelindo II Bengkulu menyatakan, pendangkalan alur menjadi kendala selama ini. “Namun, mulai April 2017 ini sudah tidak lagi terjadi, karena habis dikeruk. Sekarang kedalaman alur minus 10 LWS. Dengan kedalaman seperti itu pelabuhan ini sudah mampu menampung bobot kapal hingga 30 ribu ton,” kata saat dikonfirmasi wartawan, di pelabuhan Baai, Senin kemarin.
Saat ini, ungkap Drajat, Pelindo II Bengkulu sedang menyusun rencana sejalan dengan rencana induk pelabuhan Kementerian Perhubungan tahun 2016 yakni pembangunan kawasan industri dimana pada lahan yang cukup luas itu akan disediakan pula lahan seluas 250 Ha untuk investor mendirikan pabrik disamping pembangunan terminal CPO dan Batu Bara terintegrasi dengan petikemas.
“Kita ajak para investor membahas investasi mereka disini. Kalau pabrik mereka dibangun dekat pelabuhan maka pemilik modal akan diuntungkan dan masyarakat sekitar pasti akan terdampak kesejahteraaanya kerena ketersediaan lapangan pekerjaan,” ucap Drajat.
Dia optimis pelabuhan Bengkulu mampu menjadi pelabuhan internasional dan menopang sejumlah provinsi terdekat seperti Sumatera Selatan dan Jambi. “Bila pelabuhan internasional, maka dapat menopang jalur perekononian provinsi Jambi dan Sumatera Selatan,” tuturnya. (humpl2/**)