Petroleo Brasileiro SA (Petrobras) pada Rabu (21/12) mengumumkan akan menjual aset senilai 2,2 miliar dolar AS ke perusahaan Prancis Total SA, termasuk saham di ladang minyak dan pembangkit listrik termal.
Petrobras, yang merupakan perusahaan milik negara akan menerima 1,6 miliar dolar AS dalam 60 hari usai kesepakatan. Sisanya, dikatakan Chief Financial Officer Ivan Monteiro akan diterima dari waktu ke waktu.
Dengan kesepakatan tersebut, total divestasi selama dua tahun terakhir yang berakhir pada 2016 mencapai 13 miliar dolar AS. Monteiro mengatakan, masih 2 miliar dolar AS dari target perusahaan untuk mengurangi utang 125 miliar dolar AS. Angka tersebut merupakan utang terbesar di industri minyak dunia.
Chief Executive Officer Pedro Parente mengatakan, sisa 2 miliar dolar AS tersebut mungkin harus ditambahkan pada target penjualan aset perusahaan tahun depan. Berdasarkan perjanjian, Total akan mengakuisisi saham di dua ladang minyak di Brasil, Subsalt Polygon. Perusahaan Prancis akan mendapatkan saham 22,5 persen di daerah prospek Iara yang saat ini sedang dikembangkan di Santos Basin. Sementara Petrobras akan menjaga bunga 4,25 persen di lapangan dan terus menjadi operator.
Total akan membeli 35 persen dan mengoperasikan lapangan Lapa, juga di Santos Basin yang mulai melakukan produksi pekan ini. Petrobras akan menyimpan saham 10 persen.
Perusahaan Prancis tersebut juga akan mengakuisisi 50 persen dari dua pembangkit listrik thermal di negara bagian Bahia. Ia mengatakan, kedua perusahan ingin adanya kemitraan di luar aset. “Ini adalah kemitraan strategis dan tujuan kami adalah untuk mengurangi risiko eksplorasi dan meningkatkan operasi di bidang kita sendiri bersama-sama,” ujar Parente.
Petrobras akan memiliki pilihan untuk memperoleh hingga 20 persen ladang minyak Perdido Foldbelt di Teluk Meksiko. Saat ini dimiliki oleh Total dan Exxon Mobil Corp (XOM.N). Parente mengatakan, perjanjian dengan Total disahkan oleh pengadilan pemeriksaan Brasil yang menangguhkan program divestasi perusahaan minyak awal bulan ini. (Reuters/Rep/***)