Pembangunan dermaga coastal shipping & multi purpose di lahan C-04 Marunda, serta pembangunan cement mill & packing plant yang juga berlokasi di lahan C-04 Marunda, yang sudah direncanakan beberapa tahun lalu, ‘Mangkrak’.
Ocean Week yang pada hari Sabtu (11/9) pagi tadi langsung ke lokasi pembangunan tersebut, melihat banyak material untuk pembangunan tersebut menumpuk tak terurus.
Tampak puluhan tiang pancang, dan ratusan bahan-bahan material itu tergeletak berada di tengah rerumputan.
Padahal akses jalan ke dan dari dermaga yang sebagian sudah dibangun sudah tembus ke jalan raya utama.
Tapi, kenapa pembangunan itu terhenti, konon sampai saat ini ijin untuk pembangunan dermaga belum keluar dari Kemenhub.

Dermaga C4 ini sangatlah strategis, berada diantara dermaga Marunda Center Terminal (MCT) dan dermaga KCN, serta Kaliblencong.
Areal lapangan penumpukan dan lainnya pun sebagai pendukung dermaga sangat luas. Namun sekali lagi kenapa pembangunannya ‘Mandeg’, mengingat dermaga yang dibangun oleh BUMN KBN ini sudah cukup besar merogoh kocek perseroan.
Dulu saat direncanakan dibangun, kabarnya nilai investasi untuk pembangunan dermaga ini mencapai Rp 2 triliun. Tadinya, dermaga ini direncanakan juga untuk mendukung program tol laut, menekan biaya logistik, serta mengurangi beban jalan Pantura.

Jika dermaga ini rampung dibangun akan sangat menguntungkan bagi KBN, dan bisa saja menjadi salah satu pundi pendapatan bagi KBN, bukan seperti yang berjalan saat ini hanya menyewakan lahan.
Pertanyaannya, kenapa direksi KBN saat ini tak melanjutkan pembangunan dermaga C4 di pelabuhan Marunda tersebut, apakah karena dananya dialihkan untuk kepentingan yang lain, atau masih menunggu ijin dari Kemenhub, atau karena pandemi covid-19, Ocean Week yang mencoba mencari tau ke pihak KBN belum menemukan jawabannya.
Yang jelas kalau dermaga C4 ini dapat diwujudkan, kemungkinan bisa mengancam keberadaan MCT maupun KCN. (***)