PT Pelindo IV terus menggenjot bisa melakukan direct ekspor dari pelabuhan-pelabuhan yang berada di wilayah kerjanya.
“Kami sudah ada direct ekspor ke 7 negara, antara lain untuk Asia Timur ke Korea, Jepang. Selain itu, direct ke Amerika Serikat, Eropa. Untuk ke Eropa dan AS, kami joint slot dengan Hapag Lloyd,” kata Dirut PT Pelindo IV Farid Padang kepada Ocean Week, di sela acara deklarasi komitmen Bersama Pembangunan Zona Kawasan Pelabuhan Laut dan Bandar Udara RI, di Tanjung Priok, Kamis (2/5).
Menurut Farid, waktu awal dilakuan direct ekspor di tahun 2015 hanya sekitar 40 TEUs, tapi sekarang sudah mencapai 4.000 TEUs. “Dan ini bisa meningkatkan neraca perdagangan yang positif, dan bagus pula bagi perekonomian daerah-daerah tersebut,” ungkap Farid.
Kata dia, sekarang ini pihaknya juga sedang fokus membangun gate sistem untuk 27 cabang pelabuhan yang dikelolalanya, dan tahun 2019 ini selesai.
“Selain dari semua itu, kami juga fokus untuk perkuatan feeder domestik. Kita ada 4 kluster yakni Papua, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku,” ujarnya lagi.
Ketika ditanya mengenai dukungannya terhadap program tol laut, Farid menyatakan bahwa dukungan dari Pelindo IV untuk tol laut ada di 9 rute, misalnya Makassar, Bitung, Fak-fak, Merauke, Biak, dan sebagainya. “Kami sangat mensupport program tol laut, bahkan ada di 9 rute,” ucapnya.
Farid pun dengan bangga menceritakan beroperasinya Makassar New Port yang dinilainya bisa mengurai delay kapal di Makassar. Bahkan Kemenhub sudah resmi memberikan izin kepada Pelindo IV untuk melakukan operasi penuh dermaga Makassar New Port (MNP) mulai 28 Maret 2019 lalu. “Kami sudah soft launching pada 2 November 2018 lalu,” kata Farid.
Dengan diberikannya izin operasi penuh dari Direktorat Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perhubungan, ujar Farid, dermaga MNP sekarang sudah bisa melakukan direct call karena kedalaman dermaga sudah minus 16 meter LWS (Low Water Springs).

Dermaga MNP juga sudah bisa disandari kapal yang memuat barang dari Makassar untuk dikirim ke Ambon, Ternate, Sorong, Surabaya, Manokwari, Nabire dan Jayapura. “Dengan kedalaman sekarang -16 m LWS, dermaga MNP sudah bisa disandari kapal dengan bobot besar yang biasa digunakan untuk direct call ke beberapa negara,” ceritanya.
Seperti diketahui, Makassar New Port merupakan salah satu proyek strategis nasional di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Pembangunan pengembangan Makassar New Port tahap 1-A sudah rampung. Proyek tahap pertama memiliki panjang dermaga 320 m dengan luas 22 Ha. “Nantinya pelabuhan ini akan memiliki kapasitas penumpukan peti kemas mencapai 800.000 TEUs per tahun,” kata Farid Padang.
Proyek pelabuhan ini dibagi dalam beberapa tahap. Hingga tahun 2032 nanti, Makassar New Port direncanakan memiliki dermaga total sepanjang 2184 meter dan luas lapangan penumpukan 106 Ha, sehingga total kapasitas terpasang sebesar 5 juta TEUs per tahun.
Sementara untuk pembangunan Makassar New Port tahap I-B dan tahap I-C telah siap dibangun dan saat ini masih menunggu ijin konsesi tahap I-B dan I-C serta proses pengajuan penambahan alat kerja pengerukan dan reklamasi serta permohonan perpanjangan ijin keruk. (rs/ow/**)