Direktur Operasional PT Pelindo II Prasetyadi menyatakan bahwa transshipment Jakarta sampai sekarang masih dalam pembahasan. Karena, pihaknya terus berupaya untuk mengumpulkan pasar penopang program tersebut.
“Kalau kapal yang akan didatangkan ke Jakarta berkapasitas 10.000 TEUs itu bener, tapi pelayaran apa masih rahasia,” ungkapnya kepada Ocean Week, di Tanjung Priok, Senin (13/3).
Menurut Prasetyadi, direct call memang menjadi impian dari semua pihak, baik swasta maupun pemerintah. Tujuan dari Transshipment Jakarta, ujar mantan Dirut PT Teluk Lamong ini, supaya kontainer/barang yang diangkut kapal dari Indonesia tidak lagi lewat pelabuhan Singapura.
Ketika ditanya mengenai hitungan tarifnya jika transshipment Jakarta lebih murah sekitar Rp 1,5 juta dibandingkan lewat pelabuhan Singapura, Prasetyadi tidak mau merinci bagaimana detil hitungannya.
Dia balik mengungkapkan kalau untuk rencana awal transshipment Jakarta, kapal yang disiapkan itu direct ke Amerika Serikat dengan kapasitas 10.000 TEUs.
Makanya, sekarang semua pihak di Pelindo II sedang kontinue untuk dapat memperoleh pasar dalam rangka menopang rencana tersebut. Salah satu wilayah yang disasar adalah Cirebon, Palembang, Panjang, Pontianak, dan lainnya.
“Untuk Cirebon sedang kami data berapa kekuatan pasar dari wilayah ini. Saya dengan cukup besar dan tujuannya ekspor Amerika,” ucap Presetyadi.
Sementara itu, Ocean Week yang belum lama ini ke pelabuhan Cirebon, menyimpulkan bahwa fasilitas pelabuhan ini cukup siap untuk menjadi penopang kegiatan angkutan laut ke pelabuhan Jakarta. Namun masih sebatas menggunakan tongkang. Untuk kapal dengan kapasitas 2000 TEUs, kelihatannya belum mampu, karena kedalaman alur pelayarannya tidak memadai untuk kapal besar.
Hanya saja, lapangan penumpukan kontainer seluas 1 hektar sudah siap. Volume barang yang dikontainerkan per bulan sekitar 2000 TEUs untuk produk meubeler dan rotan pun sudah ada.
Sekarang tinggal bagaimana menyambungkan antara pelayaran, pemilik barang, dan pelabuhan dapat merealisasikannya.
Pastinya, niatan Pelindo II maupun pemerintah (Kemenhub) menjadikan Jakarta Transshipment port sangatlah besar.
Pebisnis pelayaran di Cirebon pun sangat mendukung adanya ekspor melalui pelabuhan Cirebon. “Sudah lama kami ingin agar ekspor dapat dilakukan melalui pelabuhan Cirebon,” ungkap Agus Purwanto, penasihat DPC INSA Cirebon. (***)