Manajemen PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II segera membangun Pelabuhan Kijing, di Mempawah, Kalimantan Barat. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Kalbar Anthony S Runtu menyatakan, sesuai rencana, pembangunan pelabuhan Kijing mulai Juni 2016.
“Sudah diekspos. Kemarin sudah dibicarakan di kantor gubernur,” kata Antony saat dihubungi Pontianak Post, Jumat (22/4).
Menurut Anthony, Pemprov Kalbar sudah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan Pelindo untuk membicarakan mengenai pembangunan pelabuhan internasional tersebut. Anthony yakin Pelindo serius membangun pelabuhan tersebut.
“Saya beberapa kali ikut rapat. Bahkan ketika Pak RJ Lino masih menjabat, kami sering diundang kita. Pelindo juga sudah beberapa ekspos. Saya yakin serius,” jelasnya seperti dikutip pontianakpost.com.
Pembangunan pelabuhan ini akan menggunakan dana dari Pelindo. Jadi tidak menggunakan dana APBN. Pemerintah provinsi, lanjut Anthony, akan membantu Pelindo dengan memfasilitasi pembebasan lahan. Sebab pembangunan pelabuhan ini membutuhkan lahan yang cukup luas.
Nantinya Pelabuhan Kijing menjadi pelabuhan di wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I yang meliputi Sumatera dan Kalimantan Barat. Kawasan ini akan menjadi pelabuhan padat. “Ekspor Kalbar bisa melalui pelabuhan ini. Jadi kalau kita ekspor CPO tidak lagi melalui pelabuhan tetangga,” katanya.
Selama ini, untuk mengekspor komoditas andalan seperti CPO, harus melalui pelabuhan lain, seperti Belawan. Akhirnya Kalbar tidak mendapatkan pajak dari ekspor tersebut. “Kalau pelabuhan ini bisa dibangun, pajaknya bisa masuk ke kita (Kalbar),” ujarnya.
Menurut Anthony, Gubernur Kalbar Cornelis kerap mendesak pemerintah pusat agar segera merealisasikan pembangunan pelabuhan tersebut. Sebab dengan adanya pelabuhan tersebut perekonomian Kalbar bisa melesat dengan cepat. “Pak Gubernur mengharapkan ini segera dieksekusi. Pak Gubernur sudah kerap menjelaskan pada Menteri Perhubungan bagaimana persoalan di pelabuhan Pontianak yang sulit dikembangkan,” katanya.
Pelabuhan Pontianak yang termasuk pelabuhan sungai memang sulit dikembangkan lagi. Salah satu masalahnya adalah kuatnya sedimentasi di sepanjang alur sungai Kapuas. “Kalau surut kapal susah masuk karena sungai jadi dangkal,” katanya.
Setiap tahun alur sungai perlu dikeruk. Ini jadi persoalan tersendiri karena membutuhkan dana yang besar. “Karena itu, pembangunan pelabuhan baru tidak bisa dielakkan. Kalau ini sampai benar terwujud ini akan luar biasa,” tambahnya.
Setelah pelabuhan ini terbangun, akan ada banyak kargo yang melintas di sana. Pelabuhan ini, kata Anthony, akan menjadi salah satu bagian dari program tol laut Jokowi. “Kita berharap Kijing jadi bagian dari Tol Laut Jokowi. Ini multiplier effectnya akan sangat besar,” ujarnya.
PEMBEBASAN LAHAN
Sebelumnya, Bupati Mempawah Ria Norsan menyatakan masih perlu dilakukan pembebasan lahan untuk pembangunan pelabuhan internasional di kabupaten tersebut. Saat ini lahan yang dibebaskan seluas 1.350 hektare, sedangkan yang diperlukan mencapai 5.000 hektare.
“Dari PT Pelindo meminta lahan lima ribu hektare, sedangkan yang kami siapkan ada 1.350 hektare,” ujar Norsan, Februari lalu. Norsan mengatakan lahan yang diperlukan itu sangat luas karena rencananya Pelindo juga akan membangun kawasan ekonomi khusus. Nantinya di sana ada industri terpadu seperti tangki timbun bahan bakar minyak, CPO, dan lainnya.
Norsan mengatakan anggaran pembebasan tanah tahap pertama pada tahun ini mencapai Rp300 miliar. Dana untuk pembangunan pelabuhan diperkirakan mencapai Rp3,5 triliun.“Pembangunan sangat strategis karena jarak antara kapal dengan dermaga sekitar 3,5 kilometer. Posisi dermaga terlindungi dari angin laut yang kencang,” tutur Norsan. Pembebasan lahan dimulai awal hingga Maret. “Semuanya dibiayai anak cabang perusahaan Pelindo, PT IPC,” kata Norsan.